free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Kapan Waktu yang Tepat untuk Minum Kopi saat Puasa? Ini Kata Dokter Tirta

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

12 - Mar - 2025, 18:44

Placeholder
Tirta Mandira Hudhi atau akrab disapa dr Tirta, pebisnis sekaligus dokter di Indonesia. (Foto: YouTube)

JATIMTIMES - Puasa Ramadan bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi momen yang tepat untuk menerapkan pola hidup sehat. Salah satu kebiasaan yang sering dipertanyakan saat berpuasa adalah konsumsi kopi. 

Dilansir dari kanal YouTube Tirta PengPengPeng pada Rabu 12 Maret 2025, dr Tirta menjawab berbagai pertanyaan terkait kesehatan selama Ramadan, termasuk kapan waktu terbaik untuk minum kopi. 

Banyak orang mengira bahwa minum kopi saat sahur bisa membantu mereka tetap berenergi sepanjang hari. Namun, menurut dr Tirta, anggapan ini keliru karena kafein justru bisa menyebabkan tubuh lebih cepat kehilangan cairan. 

"Salah satu efek kafein adalah stimulan. Stimulan itu meningkatkan aktivitas jantung dan juga bikin sering pipis. Jadi, kalian malah rentan haus!" jelas dr Tirta. 

Karena sifatnya yang diuretik, kopi dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil, yang berpotensi menyebabkan dehidrasi saat puasa. Oleh sebab itu, dr Tirta menyarankan untuk menghindari kopi saat sahur. 

Lantas, kapan sebaiknya minum kopi saat puasa? Dokter  Tirta merekomendasikan agar kopi dikonsumsi setelah salat Isya atau setelah salat Tarawih agar tidak mengganggu keseimbangan cairan tubuh selama berpuasa. 

"Efek kafein itu cuma bertahan 3 jam di dalam tubuh. Jadi, lebih baik ngopi habis Isya atau setelah Tarawih," tambahnya. 

Dengan memilih waktu yang tepat, manfaat kopi tetap bisa dinikmati tanpa khawatir mengalami dehidrasi atau gangguan pencernaan selama puasa. 

Selain membahas kopi, dr Tirta juga mengungkapkan bahwa puasa memiliki manfaat besar bagi kesehatan jantung, terutama dalam mengontrol kadar kolesterol dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.  "Ketika tubuh berpuasa, yang digunakan sebagai bahan energi adalah lemak, bukan gula," jelasnya. 

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa dengan berkurangnya kadar lemak dalam tubuh, risiko penyakit jantung juga menurun. Namun, ia menekankan bahwa manfaat ini hanya bisa didapat jika pola makan tetap dijaga. 

Mengonsumsi makanan berlemak berlebihan saat berbuka justru dapat menghilangkan manfaat kesehatan dari puasa. 

Banyak orang berpikir bahwa makan dalam porsi besar saat sahur bisa membantu mereka bertahan lebih lama tanpa merasa lapar. Namun, dr Tirta membantah anggapan ini. "Lambungmu itu segede ini, Bro!" katanya sambil memperlihatkan gambaran ukuran lambung. 

Menurut dia, makan berlebihan saat sahur justru dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, seperti mual dan muntah. Hal ini bisa berujung pada masalah pencernaan dan malah membuat tubuh terasa lemas. 

Ia juga menegaskan bahwa tubuh manusia sebenarnya bisa bertahan tanpa makanan hingga empat hari, asalkan masih mendapatkan cukup cairan. Oleh karena itu, makan secukupnya saat sahur sudah cukup untuk menjaga energi sepanjang hari. 

Di sisi lain, perdebatan mengenai apakah lebih baik berbuka dengan air hangat atau dingin juga sempat dibahas oleh dr Tirta. Menurut dia, kedua jenis air memiliki manfaat masing-masing, tetapi ia pribadi lebih memilih air hangat. 

"Air hangat itu bikin sensasi nyaman di kerongkongan dan membantu pembuluh darah melebar. Selain itu, bisa membunuh mikroorganisme di mulut," jelasnya. 

Namun, ia juga mengingatkan agar tidak menggunakan air yang terlalu panas karena bisa melukai mulut dan kerongkongan. 

Sementara itu, bagi penderita maag atau GERD, puasa bisa menjadi tantangan karena lambung kosong dalam waktu yang lama. dr Tirta mengakui bahwa risiko kambuhnya penyakit lambung memang ada, tetapi bisa dicegah dengan pola makan yang tepat. 

"Kalau punya riwayat sakit lambung, kalian akan diberikan obat oleh dokter untuk diminum saat sahur dan berbuka. Jangan langsung makan berat saat berbuka, cukup air putih dan kurma dulu," sarannya. 

Ia juga menegaskan bahwa jika sakit maag atau GERD kambuh hingga menyebabkan nyeri parah, maka diperbolehkan untuk membatalkan puasa. "Kalau sakit banget sampai tidak bisa tahan, boleh batal. Islam itu tidak memberatkan umatnya," ujarnya. 

Dokter Tirta juga mengingatkan bahwa esensi utama puasa adalah meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki ibadah. "Kita hidup dikasih 12 bulan, satu bulan saja kita fokus untuk ibadah. Sisanya bisa dipakai untuk hal lain," tutup dr Tirta.


Topik

Kesehatan Minum kopi puasa Ramadan dokter Tirta sahur berbuka puasa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Yunan Helmy