JATIMTIMES - Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang menghadapi tantangan besar seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan di seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
Universitas ini mengalami pemotongan anggaran hingga Rp 83 miliar, yang memaksa pihak kampus untuk melakukan penyesuaian anggaran guna menjaga kualitas layanan pendidikan dan mahasiswa tetap terjaga.
Baca Juga : Antisipasi Pneumonia, Dinkes Surabaya Tingkatkan Vaksinasi dan Skrining Kesehatan
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK), Prof. Dr. Hj. Ilfi Nurdiana, M.Si, pada pengarahan dalam rangka persiapan perkuliahan semester genap dan menyoroti dampak signifikan dari penghematan ini.
Prof. Ilfi mengungkapkan, bahwa PTKIN secara keseluruhan mengalami pemotongan anggaran yang cukup besar. Anggaran untuk Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dipangkas hingga 75 persen, sementara anggaran untuk layanan perkantoran dan Badan Layanan Umum (BLU) masing-masing mengalami pengurangan sebesar 60 persen dan 30 persen.
UIN Malang sendiri mencatatkan pemotongan anggaran yang sangat besar, yakni sebesar Rp 83 miliar. “Kami harus segera melakukan penghitungan ulang dalam penggunaan anggaran kampus ini untuk menyesuaikan dengan kebijakan efisiensi yang ada. Untuk sementara, dalam 1-2 minggu ke depan, aktivitas tertentu akan dihentikan,” tegasnya, Jumat (13/2/2025).
Meski menghadapi penghematan yang cukup besar, Prof. Ilfi menegaskan bahwa kualitas layanan kepada mahasiswa tetap harus menjadi prioritas utama. Ia mengingatkan agar efisiensi anggaran tidak mengurangi kualitas layanan yang diberikan kepada mahasiswa.
“Layanan harus tetap berjalan dengan prima dan excellence, dengan tetap mempertimbangkan prioritas yang ada,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Ilfi juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap kegiatan yang tidak memiliki urgensi tinggi atau dampak besar terhadap pembiayaan. Penggunaan anggaran harus lebih selektif dan terfokus pada kegiatan yang dapat mendukung keberlanjutan akademik dan kesejahteraan mahasiswa.
Baca Juga : Efisiensi Anggaran Tak Goyahkan Rastrada dan Sekolah Gratis di Kota Blitar
Tak hanya itu, Prof. Ilfi juga mengingatkan bahwa pencapaian target perjanjian kinerja yang telah ditandatangani oleh fakultas dan program studi harus menjadi perhatian serius. Salah satu indikator utama yang harus dicapai adalah peningkatan akreditasi hingga mencapai predikat unggul, serta memastikan lulusan UIN Malang siap bersaing di dunia kerja.
“Saya meminta kepada dekan dan para wakil dekan untuk merumuskan strategi bersama demi mencapai target ini,” tutup Prof. Ilfi.
Kebijakan efisiensi anggaran ini memang memberikan tantangan, namun juga membuka peluang bagi UIN Malang untuk lebih fokus pada prioritas dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil tetap memberikan dampak positif terhadap kualitas pendidikan dan layanan mahasiswa.