JATIMTIMES - Lahan pertanian seluas 1 hektar milik Mashuri rusak di Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Kerusahan lahan ini gegara tanah longsor yang menyebabkan air meluap dan merusak saluran irigasi menuju area persawahan.
Alhasil, lahan milik Mashuri terdampak tanah longsor tersebut. Terlihat kini lahannya berubah seketika layaknya aliran sungai yang dipenuhi air mengalir, Rabu (29/1/2025).
Baca Juga : Gencarkan Ram Check, Dishub Jatim Imbau Masyarakat Tolak Angkutan Tak Tertib
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan, bermula saat beberapa hari terakhir Kota Batu diguyur hujan dengan durasi yang cukup lama. Hal ini membuat kondisi tanah menjadi jenuh dan labil.
“Ini mengakibatkan terjadinya tanah longsor. Sehingga material longsoran menutup saluran irigasi, sehingga air meluap dan merusak saluran irigasi menuju area persawahan,” ucap Agung.
Akibatnya, ladang pertanian milik Mashuri seluas sekitar 1 hektar mengalami kerusakan. Kemudian saluran irigasi ambrol dengan dimensi panjang 3 meter dan lebar 1 meter.
“Tindak lanjut pasca bencana, kami akan memberikan bantuan berupa karung untuk penanganan darurat agar dampaknya tidak bertambah,” imbuh Agung.
Kedepan penanganan tanah longsor harus dilakukan dengan perbaikan saluran irigasi dari dinas terkait. Tentunya agar Mashuri bisa lagi melakukan aktivitas bertani.
“Kami juga akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kota Batu atas kerusakan lahan pertanian tersebut. Tentunya untuk melakukan langkah apa yang harus dilakuakn,” tutup Agung.
Baca Juga : Konflik Lahan di Medokan Ayu, Wakil Ketua DPRD Surabaya Prihatin Adanya Pembongkaran Sepihak
Untuk diketahui, bencana alam tanah longsor mendominasi kejadian bencana di Kota Batu sepanjang 2024. Dari total 122 kejadian bencana di Kota Batu, 46 persennya merupakan bencana alam tanah longsor.
Ya ada 122 kejadian bencana di Kota Batu didominasi oleh bencana alam tanah longsor sebanyak 56 kejadian. Kemudian disusul cuaca ekstrem atau angin kencang sebanyak 23 persen atau 28 kejadian.
Lalu disusul bencana alam banjir sebanyak 22 kejadian atau 18 persen, kebakaran bangunan sebanyak 10 peristiwa atau 8 persen dan kebakaran hutan lahan sebanyak 6 kejadian atau 5 persen.
Untuk wilayah paling banyak terdampak bencana pada Tahun 2024 didominasi di Kecamatan Bumiaji. Dari total kejadian tersebut, 58 bencana terjadi di Kecamatan Bumiaji. Disusul Kecamatan Batu sebanyak 44 kejadian dan Kecamatan Junrejo sebanyak 20 kejadian.