JATIMTIMES - Kasus infeksi human metapneumovirus (hMPV) menjadi perhatian setelah Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan 327 kasus di negaranya. Di sisi lain, di China, virus yang menyerang saluran pernapasan ini juga mengalami lonjakan kasus yang signifikan, dari 225 kasus pada 2023 menjadi jumlah yang jauh lebih tinggi di 2024.
Namun, apakah virus ini berbahaya dan perlu dikhawatirkan?
dr. Decsa Medika Hertanto, SpPD, seorang dokter spesialis penyakit dalam menegaskan bahwa hMPV bukanlah virus baru. Dia menjelaskan virus ini sudah ditemukan sejak 2001 di Belanda. "Jadi, ini bukan virus misterius atau baru. Sudah lama ada, hanya kembali mencuat karena lonjakan kasusnya," jelas dr. Decsa, dikutip dari Instagram @dokterdecsa, Senin (6/1/2024).
Virus hMPV biasanya menyebabkan gejala ringan hingga sedang, mirip dengan flu biasa."Sebagian besar kasusnya tidak berat, seperti common flu saja. Jadi, nggak perlu terlalu panik," tambah dr. Decsa.
Seperti banyak penyakit pernapasan lainnya, menurut dr. Decsa, virus ini menyebar melalui droplet, yakni percikan cairan dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi. Kontak dekat juga dapat meningkatkan risiko penularan. "Penyebarannya mirip dengan flu. Kalau ada yang sakit dan batuk, droplet-nya bisa menular kalau kita terlalu dekat," jelasnya.
hMPV lebih sering muncul pada musim tertentu, seperti musim dingin atau musim hujan. Hal ini mirip dengan virus influenza atau RSV (Respiratory Syncytial Virus). "Ini virus musiman. Jadi, biasanya meningkat saat musim dingin atau musim hujan," kata dr. Decsa.
Pengobatan untuk hMPV bersifat suportif, artinya bertujuan untuk meredakan gejala yang muncul. "Kalau terkena virus ini, cukup perbanyak cairan, istirahat, dan gunakan obat untuk gejala seperti batuk atau pilek," ujarnya.
Menurut dr. Decsa, tidak perlu terlalu khawatir dengan hMPV. Meski begitu, tetap penting untuk menjaga kesadaran dan menjalankan pola hidup sehat.
"Intinya, jalankan pola hidup sehat. Kalau batuk, pakai masker untuk mencegah penularan, dan perkuat imun tubuh," pungkas dr. Decsa.