JATIMTIMES - Penyebab jatuhnya pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines hingga kini masih dalam proses penyelidikan. Laporan awal menyebutkan bahwa kecelakaan itu kemungkinan disebabkan oleh tabrakan pesawat dengan burung. Juga muncul dugaan faktor cuaca menjadi penyebab kecelakaan.
Namun, dugaan baru mulai bermunculan setelah video dari blogger Rusia bernama Fighterbomber, yang diketahui memiliki hubungan dengan Pasukan Dirgantara Rusia, menunjukkan bukti yang memicu spekulasi.
Dalam video yang diunggah di Telegram, terlihat kerusakan berupa lubang pada bagian ekor pesawat. Lubang-lubang tersebut menyerupai bekas pecahan peluru dari ledakan rudal antipesawat.
Menanggapi hal ini, pengamat penerbangan Gerry Soedjatman juga menyampaikan pandangannya melalui media sosial X (dulu Twitter).
"Di bagian sisi kiri sisa sirip tegak ekor pesawat Azerbaijan Airlines 4K-AZ65, terlihat ada lubang-lubang yang sangat mirip dengan kerusakan akibat shrapnel damage dari ledakan rudal antipesawat," ungkap Gerry, dikutip Kamis (26/12/2024).
"Distribusi lubang-lubang ini tidak sesuai dengan pola tembakan dari kanon pertahanan udara. Ini lebih terlihat seperti kerusakan akibat rudal darat ke udara... Situasi ini benar-benar buruk!" tambah Gerry.
Sementara itu, Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina, Andrii Kovalenko, mengeluarkan tuduhan serius terhadap Rusia.
"Pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines, yang terbang dari Baku ke Grozny, ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia." ungkap Kovalenko, dikutip oleh kantor berita RBC Ukraine.
Kovalenko menambahkan bahwa Rusia seharusnya menutup wilayah udara di atas Grozny setelah ada laporan serangan pesawat tak berawak Ukraina. Namun, tindakan tersebut tidak dilakukan, sehingga pesawat Azerbaijan Airlines terpaksa mengalihkan rute penerbangannya.
Informasi ini juga diperkuat oleh Sekretaris Dewan Keamanan Chechnya, Khamzat Kadyrov, yang mengonfirmasi adanya perubahan jalur penerbangan setelah serangan pesawat tak berawak Ukraina.
Menurut data dari kantor berita Euronews, penerbangan 8432 dijadwalkan melayani rute dari Baku, ibu kota Azerbaijan, ke Grozny di Rusia. Pesawat tersebut mengangkut 37 penumpang warga negara Azerbaijan, 16 penumpang asal Rusia, enam warga Kazakstan, dan tiga warga Kyrgyzstan.
Data pelacakan dari FlightRadar24 menunjukkan bahwa pesawat sempat melakukan manuver angka delapan ketika mendekati bandara Aktau. Selama beberapa menit terakhir, pesawat tercatat mengalami fluktuasi ketinggian secara signifikan sebelum akhirnya jatuh ke tanah.
Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan mengenai penyebab kecelakaan ini. "Informasi yang saya terima menunjukkan bahwa pesawat mengubah rute penerbangannya antara Baku dan Grozny karena cuaca buruk, lalu menuju ke bandara Aktau di mana pesawat mengalami kecelakaan saat mencoba mendarat," jelas Aliyev.
Sebagaimana diberitakan, Jet penumpang Rusia jatuh di dekat kota Aktau di Kazakhstan pada Rabu (25/12/2024). Akibat insiden ini 38 orang tewas dan 29 korban mendapatkan perawatan di rumah sakit.