JATIMTIMES - Perum Bulog memastikan penyaluran subsidi beras dalam program bantuan pangan maupun pasar murah tersalurkan maksimal sampai akhir tahun 2024. Dua jenis subsidi tersebut diklaim mampu menekan inflasi. Terlebih saat ini menghadapi Natal dan tahun baru 2025 yang diprediksi akan ada peningkatan permintaan pasar.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Human Capital Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto saat ditemui di Arboretum Sumberbrantas, Kota Batu, Sabtu (14/12/2024). Melihat situasi pangan di Indonesia di akhir tahun ini, bahan pokok beras masih terbilang stabil. Baik Bulog maupun pemerintah beranggapan bahwa subsidi selama ini mampu menstabilkan harga dan menghindarkan beras dari gejala inflasi.
Baca Juga : Seleksi Petugas Haji 2024 Memasuki Tahap CAT dan Wawancara, Ini Jadwal Lengkapnya
"Sudah, di beberapa provinsi sudah 100 persen, ya. Ada beberapa provinsi yang 80 persen sampai 90 persen saya kira Jawa Timur juga hari ini hampir tuntas. Dipastikan akhir bulan ini sudah 100 persen," ujar Sudarsono.
Dia mengharapkan agar hal yang sama juga terjadi di beberapa provinsi lain yang belum selesai penyaluran. Namun di wilayah kerja Malang, Bulog hampir dipastikan lebih cepat rampung. Dengan target pada akhir Desember 2024 selesai secara keseluruhan.
"Target pada akhir bulan Desember. Untuk Malang saja itu 3.800 ton," jelasnya.
Ia berharap, hal serupa juga bisa diterapkan di tahun 2025. Selain serapan sudah dilakukan maksimal, pihaknya meminta pemerintah untuk segera memberikan kepastian jumlah yang harus disiapkan untuk keberlanjutan bantuan pangan dan subsidi beras SPHP tahun depan.
"Bulog mendukung kemandirian pangan, dengan serapan maksimal penyaluran juga diharapkan Begi. Tapi kami berharap pemerintah bisa membantu percepatan penyalurannya, agar tidak menjadi beban biaya perawatan penyimpangan di gudang," tambah Sudarsono.
Baca Juga : Berapa Helai Rambut Rontok yang Normal Tiap Harinya? Ini Penjelasan Dokter!
Di sisi lain, dalam hal penyerapan Bulog telah mencatat sekitar 1,3 juta ton di tahun 2024. Dimana serapan sebelumnya dilakukan pada bulan Maret. Sedangkan akhir tahun ini, Bulog masih menunggu musim panen satu hingga awal tahun depan.
"Tentu ini menjadi prioritas nasional untuk menjaga stabilitas di tingkat produsen dan stabilitas dengan konsumen. Pada waktu produksi harus kita serap supaya harganya terjaga pada saat yang sama kita simpan harus kita salurkan supaya harga di tingkat konsumen juga wajar, sehingga kesejahteraan konsumen terjaga juga," imbuhnya.