JATIMTIMES - Orang-orang yang curang dalam berbagai hal, tentu akan mendapatkan ganjaran atas apa yang diperbuatnya. Hal ini telah ditegaskan dalam Al-Qur'an Surat Al Mutaffifin. Surat ini terdiri dalam 36 ayat dan tergolong dalam surat Makkiyyah. Surat Al-Mutaffifin memiliki arti "orang-orang yang curang", yang diambil dari ayat pertama surat ini.
Dalam surat ini juga ditegaskan, bahwa mereka yang berbuat curang seperti mengurangi hak orang lain dalam timbangan, ukuran, dan takaran merupakan orang yang celaka, bahkan orang yang mengalami kecelakaan besar.
Baca Juga : Berita Duka, Syekh Muhammad Hisham Kabbani Tutup Usia: Ini Sosoknya
Dalam Surat Al Mutaffifin ayat 10, berbunyi "Wailuy yauma`iżil lil-mukażżibīn". Artinya: Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan".
Dalam kitab Asbabun Nuzulnya yang diterjemahkan oleh Andi Muhammad Syahril, Imam Suyuthi mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan Ibnu Majah dengan sanad shahih dari Ibnu Abbas, ia mengatakan:
"Tatkala Nabi sampai ke Madinah, maka penduduk tersebut sebelumnya adalah orang-orang yang suka mengurangi timbangan. Maka Allah SWT menurunkan surat Al-Mutaffifin ayat 1, 'Kecelakaan besarlah bagi orang- orang yang curang.' Setelah turunnya ayat tersebut, mereka menimbang dengan adil dan baik."
Sementara itu, Ibnu Katsir dalam kitabnya menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan "at-tathfiif" dari kata "mutaffifin" di sini adalah kecurangan dalam timbangan dan takaran, baik dengan menambah timbangan ketika menerima dari orang lain, atau mengurangi timbangan ketika memberikan kepada mereka.
Perbuatan ini digambarkan Allah SWT dalam surat
Al-Mutaffifin, bahwa orang-orang yang melakukan kecurangan merupakan orang yang dijanjikan mengalami kerugian besar dan kebinasaan atau al-wail (kecelakaan besar).
Pada ayat 14 dalam surta tersebut, apaa yang dilakukannya sebenarnya merupakan ushaa untuk menutupi mata hatinya.
Baca Juga : Khawatim Al-Baqarah, 2 Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah yang Istimewa
"Kallā bal rāna 'alā qulụbihim mā kānụ yaksibụn". Artinya: Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka,".
Rahamat Allah SWT akan menjauh bagi mereka. Hal ini juga ditegaskan dalam ayat 15, yang berbunyi, "Kallā innahum 'ar rabbihim yauma`iżil lamaḥjụbụn".
Surat ini memiliki arti, "Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka".
Atas apa yang diperbuatnya, maka neraklah menjadi tempat mereka. Dalam surat ini juga ditegaskan pada ayat 16, "Summa innahum laṣālul-jaḥīm", artinya, Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka".
Dalam hadits riwayat Thabrani dari Ibnu Abbas Rasulullah bersabda, "Lima perkara dibalas
dengan lima perkara. Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah apakah lima perkara dengan lima perkara itu?’ Rasul saw. bersabda, ‘Satu kaum yang melanggar janji Allah, pasti Allah akan jadikan mereka dikuasai musuhnya, dan mereka yang tidak berhukum dengan hukum Allah, pasti kemelaratan tersebar di tengah-tengah mereka, dan bilamana zina telah berkembang, maka Allah pasti menurunkan bencana yang membawa kematian mereka (tha’un), dan mereka yang mengurangi timbangan, pasti akan terkurangi tanaman mereka dan ditimpa oleh bencana musim, dan mereka yang tidak mau membayar zakat, pasti hujan akan Allah tahan dari mereka'".
