free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik

Pilkada Jatim 2024

Gelombang Dukungan Menguat, Risma-Gus Hans Siap Bawa Perubahan Besar di Jatim

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Dede Nana

23 - Nov - 2024, 17:37

Placeholder
Foto bersama Abdul Aziz Jubir Pemenangan Paslon Cagub Tri Risma dan Gus Hans dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Foto: istimewa)

JATIMTIMES - Gelombang arus balik dukungan pada pasangan Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) menjelang Pilkada Jawa Timur 2024 dinilai semakin tak terbendung. Dukungan masyarakat nonpartisan terus mengalir, termasuk dari wilayah yang sebelumnya menjadi basis kuat lawan politik mereka. 

Keyakinan bahwa Risma-Gus Hans akan membawa perubahan besar bagi Jawa Timur kini menjadi tema sentral dalam diskusi politik di berbagai kalangan. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga turut memberikan perhatian khusus pada Pilkada di Jawa Timur. 

Menurut Juru Bicara Tim Pemenangan Risma-Gus Hans, Abdul Aziz, fenomena dukungan yang kian masif menjadi alasan Megawati turun langsung ke Surabaya untuk memimpin konsolidasi. 

"Bu Mega bertemu dengan kader struktural partai di tingkat legislatif dan eksekutif, termasuk calon kepala daerah, untuk memperkuat dukungan," ungkap Abdul Aziz. 

Setidaknya ada 4 alasan warga non partisan dalam gelombang arus balik dukungan pada Risma dan Gus Hans. Menurut Abdul Aziz, keempat alasan inilah menjadi peluang besar bagi Risma dan Gus Hans untuk memenangkan perhelatan Pilkada Jawa Timur. 

Pertama, kegigihan Risma dalam memimpin jantungnya Jawa Timur dan berhasil membawa Surabaya ke tingkat dunia, membuat Risma dinobatkan sebagai satu diantara 50 pemimpin dunia, seperti dilansir majalah Forbes. Tak tanggung-tanggung, Risma mampu mengalahkan prestasi Gubernur Jawa Timur sekalipun. 

Pada tahun 2024 misalnya, Risma yang duduk sebagai Menteri Sosial dipercaya untuk tampil di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai pembicara 12 sesi hingga disebut sebagai teman yang langka dan membanggakan dari Indonesia. 

"Ibu Risma menyampaikan gagasan segar bagaimana mengelola Kementerian Sosial yang berkemajuan, dan menata sebuah Kota waktu menjadi Wali Kota Surabaya hingga diperhitungkan dan layak diteladani, dicontoh oleh para pemimpin internasional," ungkap Abdul Aziz. 

Kedua, dalam mengelola Kota Surabaya, Risma tampil sebagai birokrat yang toleran dan komitmen menjaga keberagaman. Berbagai penghargaan diberikan padanya kala itu. Dalam hal ini, secara mengejutkan, Risma dinobatkan sebagai birokrat toleran, penjaga keberagaman oleh Pewarna Indonesia pada tahun 2024, yang digelar di Kabupaten Lumajang pekan lalu. 

"Komitmen yang luar biasa dalam menyangga nurani segenap warganya itu, yang mengantarkan Risma sebagai Wali Kota terbaik ketiga di dunia pada periode pertama memimpin Surabaya," kata Abdul Aziz. 

Ketiga, sifat dan karakter keibuan yang terpancar nyata, begitu melekat pada Risma saat memimpin sehingga ia juga dianugerahi penghargaan sebagai perempuan yang menginspirasi banyak pemimpin perempuan di Indonesia. Jiwa Risma terganggu saat menyaksikan masyarakat yang bergulat dengan kemiskinan. 

"Hatinya teriris kala melihat masyarakat yang harus berjuang mati-matian menyekolahkan putra-putrinya. Perasaan Ibu Risma terluka tatkala melihat para calon generasi masa depan terputus sekolah dan harus hidup di kolong jembatan yang kumuh," ujar Abdul Aziz. 

Keempat, sejak tahun 1965, Gang Dolly eksis dengan 6 ribuan karyawan di dalamnya. Dari era ke era, masa ke masa, Waki Kota ke Wali Kota, dan Gubernur ke Gubernur, tak satupun yang mampu membuat kebijakan strategis dalam menutup Gang Dolly dan menyiapkan lapangan pekerjaan yang berkesinambungan (sustainable) untuk mereka yang bekerja di sana. 

"Risma lah yang dicatat oleh sejarah sebagai Wali Kota Surabaya yang menutup Gang Dolly tanpa resistensi," tegas Abdul Aziz. 

"Tanpa riak yang berarti, dan memimpin langsung proses penutupannya walaupun harus bertaruh nyawa sekalipun karena harus berhadapan dengan birokrasi yang sudah lama ikut menikmati pundi-pundi dan gemerlap-nya Dolly," tambahnya. 

Saat Risma bertandang ke kawasan Dolly beberapa waktu lalu, ia disambut hangat dan dielu-elukan oleh eks karyawan dan anak-anak mereka. Bahkan menurut Abdul Aziz, Risma diklaim sebagai dewa penyelamat yang patut dimenangkan dalam kontestasi Pilkada Jawa Timur. 

Dalam perspektif kesehatan, penutupan Gang Dolly berkorelasi positif dengan kesehatan masyarakat jangka panjang. Seorang Menteri Kesehatan kenamaan, Siti Fadillah Supari menyebut Risma sebagai pemimpin yang bekerja dengan sikap dan perbuatan yang terukur di mana menutup Gang Dolly sama dengan turut menjaga kesehatan masyarakat Jawa Timur, bahkan Indonesia. Tidak mudah menutup Dolly tapi Risma mampu melakukannya. 

"Ibu Risma pemimpin yang jujur. Berada di lingkungan yang bersih dan tetap bersih, itu biasa. Namun, tidak untuk Ibu Risma. Walaupun berada dalam lingkungan yang kotor, ia tetap bersih". Itulah salah satu kesan Ibu Siti Fadilah Supari, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) medium 2010-2014. 

Sementara itu, Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa Jawa Timur merupakan Provinsi terbesar kedua, yang memegang laju pergerakan ekonomi kedua pula, dan menjadi penyangga ekonomi bagi Provinsi tidak kurang dari 20 Provinsi, yang secara sumberdaya logistik menggantungkan pada Jawa Timur. 

Menurut putri sang proklamator itu, sosok Risma harus di-bersamai karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk membangun dan memajukan Jawa Timur. "Mantan Menteri Sosial itu, begitu rigid (terperinci) dalam melakukan pengelolaan keuangan negara dan mengalokasikannya secara tepat guna dan tepat sasaran. Dengan demikian, APBD Jawa Timur dapat dimaksimalkan melalui efektivitas dan efesiensi anggaran," tegas Megawati. 

Selain itu, kehadiran Megawati dalam rangka menyambut terjadinya arus balik dukungan pada Risma, yang dipercaya dan diyakini mampu menyelesaikan masalah-masalah besar di Jawa Timur. Seperti kemiskinan ekstrem, khususnya di Madura, Sampang, Bangkalan, dan Sumenep yang kini menempati Kabupaten termiskin di Jawa Timur. 

Juga, soal disparitas wilayah yang belum merata. Dengan bekal pengalaman yang cukup saat memimpin Kota Surabaya, kemiskinan yang awalnya berada di angka 34 persen, turun drastis menjadi 5,4 persen. 

Oleh karena itu, karena strategisnya Jawa Timur, Megawati mengingatkan dan meminta kepada seluruh kader PDI Perjuangan di Jawa Timur untuk bergabung dengan masyarakat sipil non partai, untuk bergerak bersama, memenangkan Ibu Risma dan Gus Hans. "Ibu Risma telah berhasil membawa Kota Surabaya yang menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Timur ke kancah internasional, dan saatnya membawa Jawa Timur ke tingkat dunia. 

"Memenangkan Ibu Risma dan Gus Hans adalah sama dengan memenangkan warga-masyarakat Jawa Timur, yang bersiap menyongsong pemimpin baru dengan harapan baru. Seorang pemimpin/ dengan karakter yang kuat, dan tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Seluruh hidupnya dihibahkan untuk warga Jawa Timur," tandas Ibu Megawati diiringi tepuk tangan ribuan kader.
 


Topik

Politik pilkada jatim tri rismaharini gus hans



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Dede Nana