JATIMTIMES - Dalam rangka mewujudkan "Malang Makmur 2024", DPRD Kabupaten Malang menghadiri Focus Group Discussions (FGD) bertema upaya peningkatan ketahanan pangan melalui penguatan Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kecamatan Sumberpucung.
Kegiatan ini bertujuan memperkuat peran petani dalam mendukung ketahanan pangan dengan membangun kelompok yang sehat dan mandiri.
Baca Juga : Kota Kediri Masuk 10 Kota dengan Inflasi Terendah, Pemkot Gelar High Level Meeting TPID
Menurut Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, Ir. H. Kholiq, M.AP, Kelompok Tani (Poktan) merupakan kumpulan petani, pekebun, atau peternak yang membentuk organisasi atas dasar kesamaan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
"Poktan ini bertujuan meningkatkan usaha anggotanya melalui kerja sama yang erat," ungkap Kholiq.
Sementara itu, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah himpunan beberapa Poktan yang bekerja sama untuk meningkatkan efisiensi dan skala ekonomi mereka. Asosiasi petani, yang lebih komersial, juga memainkan peran penting dalam penguatan sektor pertanian.
Kholiq menegaskan bahwa kelembagaan petani, seperti Poktan dan Gapoktan yang efektif lahir dari petani, oleh petani, dan untuk petani.
"Pembinaan kelembagaan harus dilakukan berkelanjutan untuk mengubah pola pikir petani agar lebih inovatif dan berorientasi agribisnis," tegas Abah Kholiq-sapaan akrab Ir. H. Kholiq, M.AP.
Politisi Partai PKB itu juga menegaskan bahwa peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sangat penting dalam proses ini. Meskipun demikian, LSM dan organisasi lainnya juga dapat dilibatkan demi majunya kelembagaan petani.
Pembinaan kelembagaan petani sendiri bertujuan menggali potensi, memecahkan masalah, serta mempermudah akses ke pasar, teknologi, dan permodalan.
Baca Juga : Pemkab Malang Lakukan Penguatan BUMDes untuk Siapkan Bahan Baku Makan Bergizi Gratis
Sedangkan kelompok tani yang sehat ditandai oleh pertemuan rutin, pemupukan modal, administrasi yang baik, dan kegiatan usaha bersama.
"Kekompakan anggota dan pengelolaan yang baik akan membuat kelompok maju dan mandiri," tambahnya.
Menurut Abah Kholiq, beberapa kebijakan strategis diperlukan untuk memaksimalkan potensi pertanian dan menghadapi tantangan yang ada. Pertama, peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan dan sekolah lapang, sehingga terbangun semangat kerja sama yang kuat dalam kelompok. Kedua, diseminasi inovasi pertanian melalui media yang tepat untuk mempermudah adopsi teknologi.
Metode Meningkatkan Produksi Pertanian
1. Intensifikasi Pertanian
Pengelolaan lahan secara optimal menjadi kunci. "Pemilihan bibit unggul, pemupukan yang tepat, dan pengendalian hama adalah bagian dari intensifikasi yang perlu diperhatikan," jelas Abah Kholiq.
Metode ini cocok untuk daerah dengan lahan terbatas dan bertujuan meningkatkan hasil produksi.
2. Diversifikasi Produk
Diversifikasi mendorong petani menanam beragam tanaman dalam satu lahan untuk mengurangi risiko kegagalan panen. "Diversifikasi memperluas pilihan tanaman dan meningkatkan pendapatan," jelasnya.
Misalnya, menanam cabai dan tomat secara bersamaan dapat memberikan cadangan jika salah satu tanaman gagal panen.
3. Dukungan Alat dan Mesin Pertanian
Pemerintah memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) untuk meningkatkan efisiensi kerja dan menurunkan biaya produksi. "Pengadaan mesin tanam padi atau alat panen lainnya bertujuan meringankan beban kerja petani," jelas Abah Kholiq.
Kebijakan penguatan Poktan dan Gapoktan diharapkan dapat menjadi fondasi bagi ketahanan pangan di Kabupaten Malang. "Kebersamaan dan kemitraan yang terjalin akan membawa kita menuju ketahanan pangan yang kokoh dan petani yang sejahtera," pungkas Abah Kholiq.