JATIMTIMES - Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) ASIA Malang, Risa Santoso B.A., M.Ed., mencatatkan prestasi gemilang di level internasional. Sosok Rektor Termuda meraih penghargaan Ten Outstanding Young Persons (TOYP) of the world 2024.
Penghargaan ini diberikan oleh Junior Chamber International (JCI) kepada individu muda di bawah usia 40 tahun atas kontribusi luar biasa mereka di berbagai bidang. Penghargaan bergengsi ini diberikan dalam acara JCI di Taoyuan, Taiwan awal November 2024.
Baca Juga : Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Jepang, Kevin Diks dan Yakob Sayuri Starter
Penghargaan yang diperoleh Risa, menjadi satu hal yang sangat membanggakan. Sebab Indonesia terakhir kali mencatatkan pemenang TOYP tingkat dunia lebih dari 20 tahun yang lalu. Saat itu, penghargaan tirai oleh Aburizal Bakrie Honoree tahun 1986 dan Seto Mulyadi tahun 1987.
Penghargaan yang diraih oleh Risa Santoso ini tentunya bukan tanpa dasar. Penghargaan ini diraih atas kiprah dan kontribusinya dalam dunia pendidikan yang begitu luar biasa. Sosoknya berhasil memimpin transformasi pendidikan berbasis teknologi dan kewirausahaan di Institut Teknologi dan Bisnis ASIA Malang dalam mencetak sumber daya unggul yang mampu bersaing dan menghadapi tantangan global.
Dalam upayanya, Risa menjalin dan menguatkan berbagai kerjasama strategis dengan berbagai pihak, baik dari perusahaan-perusahaan, universitas internasional dan lainnya. Selian itu, Risa juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengikuti program student exchange, lecturer exchange hingga magang internasional.
Salah satu kolaborasi yang dilakukan adalah dengan Bakti BCA. Kolaborasi ini dalam upaya mengembangkan kepemimpinan transformasional bagi kepala sekolah K-12 di seluruh Indonesia dalam menciptakan dampak berkelanjutan dalam sistem pendidikan.
Sebagai penerima beasiswa LPDP yang kini aktif berkontribusi sebagai narasumber, Risa menjadi representatif awardee dalam panelis untuk LPDP Roadmap to 2045. Selain itu, melalui program-program seperti Surabaya Next Leader dan Batu Tourism Ambassador, Risa secara aktif membina dan memotivasi generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang tangguh dan innovatif.
Risa Santoso sendiri menyelesaikan pendidikannya di Harvard Graduate School of Education pada tahun 2015, setelah sebelumnya meraih gelar Sarjana Ekonomi dengan minor di bidang Pendidikan dari University of California, Berkeley. Risa sempat menjadi Tenaga Ahli Muda di Kantor Staf Presiden Republik Indonesia pada tahun 2015-2017, di mana ia berkontribusi dalam memberikan wawasan strategis untuk pengembangan kebijakan nasional.
Untuk proses hingga dapat masuk dalam penghargaan TOYP, dinominasikan pada tingkat nasional 20 besar para generasi muda berbakat dalam berbagai bidang. Setelah itu, diambil 5 besar untuk kemudian dimasukkan ke tingkat dunia.
Baca Juga : Festival Bridge Libatkan Ribuan Peserta, Pj Wali Kota Batu Sebut UMKM hingga Akomodasi Panen Untung
"Terimakasih juga teman-teman sudah membantu vote. Dipilihan lima orang yang kemudian masukkan ke dunia," jelasnya saat ditemui di Kampus ITB ASIA Malang, Jumat, (15/11/2024).
Penghargaan ini, tentu menjadi satu motivasi yang terus mendorong Risa untuk terus berinovasi dan berkontribusi positif dalam bidang pendidikan. Inovasi menurut Risa menjadi hal yang sangatlah penting. Terlebih, dalam dunia kerja yang terus berubah dan juga digitalisasi semakin naik dan dunia sekarang terus berkembang terutama teknologi Artificial Intelligence (AI).
"Penghargaan ini membuat saya lebih berfikir jauh. Kita bisa menggunakan ini agar bisa semakin berkembang, meski teknologi bisa membuat kita jadi malas, namun juga bisa membuat kita bisa semakin terpacu dan berkembang," paparnya.
Pihaknya berharap, penghargaan ini dapat menjadi motivasi, khususnya untuk mahasiswa ITB ASIA untuk terus berkarya dan cari tantangan baru. Mereka diharapkan dapat terus berinovasi dan meningkatkan kompetensi diri guna menjadi generasi yang unggul dan mampu bersaing dikancah global.
"Jangan hanya datang ke kampus untuk mengerjakan tugas saja. Ada banyak hal yang bisa didapat dari luar. Misal ikut organisasi di luar kampus, itu peluang untuk bisa ke jalur internasional," pungkasnya.