JATIMTIMES - Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, melontarkan kritik keras terkait kebijakan naturalisasi pemain Timnas Indonesia yang terus-menerus dilakukan oleh PSSI. Menurutnya, Indonesia bukanlah negara yang kekurangan atlet berbakat.
Dalam rapat kerja Komisi X DPR RI yang digelar untuk membahas permohonan kewarganegaraan Indonesia bagi beberapa pemain keturunan, yaitu Kevin Diks, Estella Loupatty, dan Noa Leatomu, Anita menyampaikan bahwa langkah naturalisasi yang berulang ini perlu dipertanyakan. "Kita punya hampir 280 juta penduduk. Masa kita sampai harus terus mengambil atlet dari luar?" ujar Anita, dikutip YouTube DPR RI, Selasa (5/11).
Baca Juga : Debat Calon Bupati Blitar Ricuh, Tim RINDU Tuding KPU Tidak Tegas Jalankan Aturan
Politisi dari Partai Demokrat itu merasa PSSI terlalu sering menggunakan opsi naturalisasi ketimbang membina atlet lokal. Dia mempertanyakan arah kebijakan PSSI. “Sampai kapan PSSI akan terus bergantung pada pemain dari luar negeri untuk memperkuat Timnas?” tanyanya.
Bahkan, di bawah Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, Anita mengungkapkan sudah ada 13 pemain yang dinaturalisasi dalam beberapa bulan terakhir. “Kami berharap, sebagai perwakilan rakyat Indonesia, kebijakan ini tidak terus berulang,” tegas Anita.
“Kita tidak miskin atlet. Banyak atlet berbakat di sini. Mengapa harus selalu mengambil dari luar negeri?” tambahnya.
Sebagai putri daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), Anita mengingatkan bahwa daerah-daerah di Indonesia, bahkan yang tertinggal, memiliki potensi besar dalam mencetak atlet. “Di NTT, provinsi yang dianggap tertinggal, justru kami punya banyak atlet. Lari, tinju, sepak bola, semua itu ada,” ungkapnya.
“Jadi, kenapa kita harus terus merekrut dari luar? Kita punya cukup banyak talenta dalam negeri.” lanjutnya.
Anita juga menyoroti bahwa pemain-pemain hasil naturalisasi bisa tampil bagus karena mereka mendapatkan pelatihan yang baik di negara asalnya. Oleh karena itu, dia meminta PSSI dan Kemenpora untuk meningkatkan pembinaan atlet lokal agar mereka bisa berkembang dengan maksimal.
“Bukan sekali atau dua kali naturalisasi ini dilakukan. Sudah cukup sering, dan pertanyaannya, apa langkah konkret PSSI dan Kemenpora dalam melatih atlet-atlet kita?” tanyanya.
Baca Juga : Tri Rismaharini Ingin Fokus Beri Perlindungan bagi Nelayan Jatim; Hasil Tangkapan hingga Bangun Tanggul
“Kalau perlu, jangan ambil pemainnya dari luar, tapi rekrut pelatih yang bisa mengasah kemampuan atlet lokal.” imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa beberapa pemain yang dinaturalisasi tidak selalu menunjukkan hasil memuaskan di Timnas Indonesia. “Kita sudah beberapa kali memanggil pemain luar, tetapi hasilnya tidak selalu sesuai harapan. Bagaimana jika eksperimen ini gagal lagi? Jangan sampai kita terus mengulang kesalahan yang sama,” kata Anita.
Anita menekankan bahwa dengan pembinaan yang tepat, atlet-atlet Indonesia bisa mencapai prestasi maksimal. “Saya yakin, fisik atlet kita sudah mumpuni. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana Kemenpora bisa memberikan pembinaan yang efektif,” tegasnya.
“Kalau kita bisa membanggakan Indonesia dengan atlet asli Indonesia, kenapa harus merekrut dari luar?” pungkas Anita.