JATIMTIMES - Mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, yang lebih dikenal sebagai Tom Lembong, kini resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung dalam kasus korupsi izin impor gula. Tom Lembong diduga menyalahgunakan kewenangannya dengan memberikan izin impor gula kristal mentah sebanyak 105 ribu ton tanpa melalui prosedur yang semestinya. Setelah statusnya sebagai tersangka diumumkan, Kejaksaan Agung langsung melakukan penahanan terhadapnya di Rutan Salemba.
Kabar ini langsung menjadi perbincangan hangat di platform media sosial, terutama X (sebelumnya Twitter), di mana nama Tom Lembong menjadi trending hingga Rabu (30/10). Banyak warganet yang kemudian mencari tahu lebih lanjut tentang perjalanan hidup dan karier sosok mantan pejabat ini.
Lahir pada 4 Maret 1971, Tom Lembong memiliki latar belakang sebagai bankir, ekonom, dan politisi yang cukup dikenal di Indonesia. Menghabiskan masa kecilnya di Jerman hingga usia 10 tahun, Tom melanjutkan pendidikan dasarnya di Indonesia di Sekolah Regina Pacis sebelum akhirnya pindah ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, untuk melanjutkan pendidikan menengahnya. Ia kemudian berkuliah di Universitas Harvard dan berhasil menyelesaikan studi S1 pada tahun 1994.
Selepas kuliah, Tom langsung terjun ke dunia keuangan. Pada tahun 1995, ia mulai bekerja di divisi ekuitas di Morgan Stanley, Singapura. Kariernya semakin menanjak ketika ia bergabung sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia pada tahun 1999-2000.
Pengalaman tersebut mengantarnya menjadi Kepala Divisi dan Wakil Presiden Senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada 2000-2002, sebelum akhirnya memilih bekerja di Farindo Investments hingga 2005.
Pada 2006, Tom mendirikan perusahaan investasi Quvat Management di Singapura, di mana ia juga menjabat sebagai direktur utama. Pada tahun yang sama, ia didaulat menjadi Presiden Komisaris PT Graha Layar Prima Tbk hingga 2014, yang memperkokoh posisinya sebagai pebisnis sukses di sektor investasi.
Kiprah Tom di dunia pemerintahan dimulai pada 2013, ketika ia diminta menjadi penasihat ekonomi sekaligus penulis pidato untuk Gubernur Jakarta saat itu, Joko Widodo. Hubungan kerjanya dengan Jokowi berlanjut ketika Jokowi menjadi presiden, di mana Tom dipercaya menulis beberapa pidato ikonik yang disampaikan oleh Jokowi, termasuk pidato "Game of Thrones" dalam pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada 2018 dan pidato "Thanos" di forum Ekonomi Dunia.
Pada 2015, Presiden Jokowi menunjuk Tom sebagai Menteri Perdagangan, di mana ia bertugas hingga 2016. Usai menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Tom diberi amanat sebagai Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), yang kini telah menjadi Kementerian Investasi, pada 2016-2019. Peran ini semakin memperkuat kiprahnya dalam pemerintahan, di mana ia aktif membantu berbagai kebijakan investasi dan perdagangan internasional.
Hubungannya dengan pemerintahan tidak berhenti di sana. Pada 2021, Tom kemudian diangkat sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan. Di samping itu, ia juga ditunjuk sebagai salah satu co-captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) untuk Pilpres 2024, menambah panjang rekam jejaknya di ranah politik.