JATIMTIMES - Belakangan ini, istilah baru yang dikenal sebagai "jam koma" ramai dibicarakan di media sosial, terutama di kalangan Gen Z. Hingga Senin (21/10), istilah ini bahkan menjadi trending topik, dengan banyak netizen yang penasaran dan mencari tahu apa sebenarnya arti dari "jam koma."
Di berbagai platform, terutama TikTok, banyak pengguna yang membagikan cerita lucu terkait kondisi ketika seseorang terlihat lesu dan kurang fokus. Kondisi ini dikaitkan dengan jam koma, namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan "jam koma"?
Baca Juga : Kembali Viral, Ungkapan Ustaz Adi Hidayat: "Akan Saya Gandeng Tangan Prabowo ke Surga"
Secara harfiah, istilah "jam koma" tidak merujuk pada kondisi medis tertentu. Namun, konten-konten yang beredar di media sosial menyebut "jam koma" sebagai istilah untuk menggambarkan momen ketika seseorang merasa sangat lelah secara fisik, tetapi tetap harus menjalani aktivitas. Ini adalah saat di mana tubuh sudah kelelahan, tetapi otak masih terus bekerja, sehingga menimbulkan ketidakselarasan antara fisik dan mental.
Salah satu konten kreator di TikTok, Oslo Ibrahim, membagikan tanda-tanda ketika seseorang mengalami "jam koma". Menurutnya, "jam koma" terjadi karena otak dipaksa bekerja terlalu keras atau berlebihan, sehingga seseorang tidak menyadari apa yang sedang dilakukannya. Beberapa ciri khas dari kondisi ini termasuk pandangan kosong, salah berbicara, mengetik dengan banyak kesalahan, atau bahkan tidak merespons dengan baik ketika diajak berbicara.
Fenomena ini banyak dialami oleh kalangan muda, khususnya Gen Z, yang menjalani kehidupan serba sibuk dan aktif. "Jam koma" dapat dilihat sebagai kondisi yang menunjukkan kelelahan mental dan fisik akibat tuntutan sehari-hari, baik dalam pekerjaan maupun aktivitas lainnya. Kondisi ini sangat mudah dikenali, terutama ketika seseorang terlihat kurang fokus dan sering melakukan kesalahan kecil.
Tak hanya menjadi tren di TikTok, istilah "jam koma" juga merambah platform lain seperti X (sebelumnya Twitter), di mana banyak pengguna menggunakan istilah ini dalam percakapan sehari-hari. Fenomena ini muncul karena banyak orang merasa bahwa mereka sering mengalami situasi di mana tubuh mereka kelelahan, tetapi otak mereka masih "berjalan" dan tidak berhenti berpikir.
"Jam koma" menggambarkan kondisi di mana tubuh begitu lelah, tetapi otak masih belum bisa beristirahat. Ini sering kali terjadi setelah melalui hari-hari yang penuh tekanan, di mana seseorang merasa fisik mereka tidak mampu lagi berfungsi dengan optimal. Salah satu ciri yang sering terlihat adalah kesulitan fokus, lupa pada hal-hal sederhana, seperti lupa membawa barang belanjaan atau mengunci pintu.
Baca Juga : Daftar Wakil Presiden dari Masa ke Masa, Mulai dari Mohammad Hatta hingga Gibran Rakabuming Raka
Melansir dari berbagai sumber, kondisi "jam koma" ini sering dialami oleh mereka yang memiliki gaya hidup super sibuk. Kelelahan fisik yang berlebihan seringkali menyebabkan seseorang sulit tidur meskipun tubuh sudah memberi sinyal bahwa mereka butuh istirahat. Akibatnya, orang yang mengalami "jam koma" akan lebih mudah terganggu dalam aktivitasnya.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan kondisi "jam koma" antara lain stres yang berlebihan, kurangnya waktu tidur, serta kebiasaan buruk sebelum tidur, seperti terlalu sering menggunakan gadget. Gaya hidup yang penuh tekanan membuat banyak orang kesulitan untuk mendapatkan waktu istirahat yang berkualitas, yang akhirnya menyebabkan tubuh dan otak tidak bekerja secara sinkron.
"Jam koma" adalah fenomena nyata yang menggambarkan bagaimana generasi muda saat ini sering kali terjebak dalam siklus aktivitas yang tak henti-hentinya, sehingga tubuh mereka kelelahan, tetapi otak mereka terus bekerja.