JATIMTIMES - Pada tanggal 17 Oktober 2024, sebuah penelitian inovatif tentang startup di Kota Malang mengungkapkan bahwa ekosistem startup di kota ini memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya, baik di tingkat nasional maupun global.
Penelitian yang dilakukan di Malang Creative Center (MCC), ini berfokus pada pendekatan bootstrapping—strategi pengelolaan keuangan melalui pendanaan mandiri yang menolak ketergantungan pada investor eksternal.
Baca Juga : Ingin Nikmati Dessert Lezat di Puncak? Sweet Burfee Tempatnya!
Penelitian ini dipimpin oleh Prof. Puji Handayati, bersama Prof. Ery Tri Djatmika dan Dr. Nurika Restuningdiah, serta tim yang terdiri dari Hanif Rani Iswari, kandidat doktor Universitas Negeri Malang (UM).
Tim penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dengan 30 pendiri startup, studi observasi, kuesioner kualitatif, dan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar pada acara Jagongan Startup. Acara ini juga melibatkan inisiasi kerjasama antara STASION dan BUMN TASPEN, yang berlangsung di MCC.
Berdasarkan data dari penelitian, para founder startup di Malang tidak hanya menggunakan bootstrapping sebagai strategi keuangan, tetapi juga sebagai refleksi dari filosofi eksistensialis. Mereka menghadapi tantangan finansial dengan keberanian dan kemandirian yang mencerminkan keaslian dalam pengambilan keputusan.
“Para akademisi yang melakukan penelitian ini layaknya fotografer yang menangkap fenomena. Namun, melalui lensa eksistensialis, kita bisa melihat startup sebagai entitas yang memiliki kebebasan dan otonomi finansial,” ungkap Prof. Puji Handayati.
“Startup di Malang adalah cerminan dari keaslian dalam pengelolaan keuangan, di mana mereka menolak ketergantungan pada pendanaan eksternal.” tambahnya.
Antuasiasme para peserta saat acara Jagongan Startup. (Foto: istimewa)
Dr. Nurika Restuningdiah menambahkan bahwa strategi bootstrapping mendorong para pendiri startup untuk berani menghadapi ketidakpastian. “Bootstrapping mendorong keberanian eksistensial yang memungkinkan para founder menghadapi ketidakpastian finansial dengan kreativitas dan inovasi,” ujarnya.
Hanif Rani Iswari menjelaskan bahwa filosofi bootstrapping di Malang lebih dari sekadar strategi keuangan. “Bootstrapping di Malang adalah refleksi mendalam dari para founder yang mempertimbangkan risiko, tanggung jawab, dan keberanian eksistensial dalam menghadapi tantangan finansial,” katanya.
Penelitian ini mendapat respon positif dari pelaku ekonomi kreatif di Kota Malang. Amar, perwakilan Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang dan Founder Profile Image Studio, menyatakan bahwa penelitian ini membawa angin segar bagi perkembangan ekosistem startup lokal.
Baca Juga : Kota Kediri Terpilih Menjadi Pilot Project FORDESWITA 2024
“Penelitian ini memberikan warna baru bagi ekosistem startup di Kota Malang, bukan hanya terkenal di tingkat lokal, tetapi juga membuka peluang untuk pengakuan global,” kata Pak Amar.
Ia juga menambahkan bahwa penelitian ini memiliki dampak besar bagi pengajuan Kota Malang sebagai Kota Kreatif UNESCO. Sinergi antara dunia akademis dan bisnis melalui pendekatan filosofis ini diyakini akan memperkuat ekosistem startup di kota tersebut.
Penelitian ini didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) melalui skema PPS-PDD, dan menggabungkan prinsip keaslian lokal dengan filosofi eksistensialis. Hal ini menciptakan model yang unik untuk pertumbuhan dan keberlanjutan startup di Kota Malang.
Prof. Ery Tri Djatmika menekankan pentingnya memahami bagaimana nilai-nilai lokal dan filosofi eksistensial para pendiri startup membentuk keputusan operasional dan keuangan mereka.
“Penelitian ini adalah bagian dari upaya besar untuk menginspirasi pengakuan lokal dan internasional terhadap keaslian dan keberanian finansial startup Kota Malang,” ujarnya.
Studi ini tidak hanya menyoroti strategi bootstrapping sebagai alat keuangan, tetapi juga sebagai ekspresi dari filosofi hidup yang otentik di kalangan para founder startup di Malang.
Melalui pendekatan eksistensialis ini, para founder startup di Malang tidak hanya membangun bisnis, tetapi juga menciptakan ekosistem yang penuh refleksi, keberanian, dan kemandirian, yang berpotensi menjadi model bagi startup di seluruh dunia.
