JATIMTIMES - Debat publik perdana antara dua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Blitar pada Jumat malam (18/10/2024) berlangsung panas. Debat menyuguhkan persaingan yang sengit antara kedua paslon. Acara yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blitar ini diadakan di Hand Astasih, Srengat, dan terdiri dari enam sesi debat yang penuh dinamika, terutama pada bagian pemberian tanggapan antarpaslon.
Meskipun berlangsung dengan intens, perhatian publik tertuju pada sikap calon Wakil Bupati nomor urut 01, Beky Herdihansah, yang terlihat kurang aktif memberikan tanggapan selama debat. Beky, yang merupakan pasangan dari calon Bupati Rijanto, terlihat lebih banyak diam ketika sesi tanya jawab berlangsung. Sebaliknya, calon Bupati nomor urut 02, Rini Syarifah, sering kali terlihat membaca catatan yang dibawanya saat menjawab pertanyaan panelis dan memberikan tanggapan kepada lawannya.
Baca Juga : Geliat Bazar UMKM di Hari Santri Nasional, Pemkab Kediri: Santri Itu Perekat Bangsa
Menurut Raihan Tsany, juru bicara tim pemenangan pasangan calon nomor urut 01, diamnya Beky bukan berarti tidak memiliki pandangan. “Pak Haji Beky bukan tidak mampu, tetapi jawaban yang disampaikan oleh cabup Rijanto sudah sangat lengkap dan mewakili apa yang ingin disampaikan oleh tim,” ungkapnya. Raihan menegaskan, Beky yang berlatar belakang sebagai pengusaha lebih memilih untuk menunjukkan aksi nyata dibandingkan banyak berbicara. “Dia mewakili generasi muda yang lebih fokus pada tindakan, bukan hanya retorika,” tambahnya.
Sikap Beky yang terlihat lebih pasif dibandingkan dengan Rijanto memang mencuri perhatian, terutama karena biasanya peran wakil bupati diharapkan dapat memberikan masukan strategis selama debat berlangsung. Namun, timnya optimis bahwa di balik diamnya Beky tersimpan strategi yang matang untuk kemajuan Kabupaten Blitar.
Di sisi lain, calon Bupati nomor urut 02, Rini Syarifah, mendapat sorotan karena sering terlihat membaca catatan selama debat berlangsung. M. Rifai, ketua tim pemenangan paslon nomor urut 02, memberikan penjelasan terkait hal ini. “Mak Rini adalah pemimpin yang selalu memastikan setiap pernyataannya didasarkan pada data yang valid. Visi dan misi yang disampaikan bukan sekadar janji, tetapi akan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk lima tahun ke depan,” kata Rifai.
Menurutnya, membaca catatan dalam debat adalah upaya untuk memastikan setiap informasi yang disampaikan akurat, terutama terkait data pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan yang sering menjadi perdebatan di Kabupaten Blitar. “Daripada hanya diam, lebih baik memastikan semua informasi sesuai dengan fakta,” ujarnya. Rifai juga menekankan bahwa survei yang disampaikan Rini Syarifah terkait kinerja bupati sebelumnya menunjukkan keunggulan paslon mereka dalam pemahaman data dan pembangunan daerah.
Selama debat, Rini terlihat beberapa kali membaca catatan ketika menjawab pertanyaan panelis dan lawan debatnya. Misalnya, ketika menanggapi pertanyaan tentang perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Blitar, Rini merujuk pada persentase dan data pembangunan jalan yang telah dikerjakannya semasa menjabat bupati. Di sesi akhir, ia juga menyampaikan survei independen yang menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerjanya.
Debat publik kali ini berjalan dalam enam sesi yang memanas di tiap-tiap bagiannya. Suasana paling sengit terlihat pada tiga sesi terakhir, saat kedua paslon mulai saling menyerang dengan pernyataan dan tanggapan yang lebih tajam. Meskipun demikian, acara berlangsung aman dan tertib, dengan sorotan utama pada perbedaan gaya komunikasi antara kedua paslon.
Baca Juga : PKB Jatim Meradang Logonya Dimasukkan dalam Partai Pengusung Paslon Lain
KPU Kabupaten Blitar sebagai penyelenggara menegaskan bahwa debat ini merupakan upaya untuk memberikan ruang bagi masyarakat agar dapat mengenal lebih dalam program dan visi-misi kedua paslon. “Kami berharap masyarakat dapat menilai secara obyektif berdasarkan apa yang disampaikan dalam debat ini, sehingga dapat memilih pemimpin yang terbaik untuk masa depan Kabupaten Blitar,” ujar Sugino, Ketua KPU Kabupaten Blitar.
Pilkada Kabupaten Blitar 2024 memang menarik perhatian banyak pihak. Dengan dua pasangan calon yang didukung oleh koalisi partai-partai besar, persaingan menuju kursi Bupati Blitar semakin ketat. Pasangan Rijanto-Beky didukung oleh Partai PAN, PDIP, dan Nasdem, sementara Rini Syarifah-Abdul Ghoni didukung oleh koalisi besar yang melibatkan PSI, Demokrat, PKS, PKB, Golkar, PPP, dan Gerindra.
Debat publik ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas kepada masyarakat Blitar tentang siapa yang paling layak memimpin mereka selama lima tahun ke depan. Persaingan yang ketat antara kedua paslon ini diprediksi akan terus berlangsung hingga hari pemungutan suara nanti.