JATIMTIMES - Kabar keretakan rumah tangga Baim Wong dan Paula Verhoeven sudah menjadi konsumsi publik. Apalagi, Baim Wong sudah mengajukan cerai talak ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Permohonan cerai Baim terhadap Paula Verhoeven terdaftar pada 8 Oktober 2024.
"Untuk nama yang barusan disebutkan itu terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Selatan baru saja ya," kata Humas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Taslimah, baru-baru ini.
Baca Juga : Pemkot Surabaya Gelar Simulasi Bencana di Siola, Fokus Gempa dan Kebakaran
Bahkan tak hanya mengajukan cerai, Baim juga mengungkap alasan dirinya ingin berpisah dari wanita yang telah memberikannya dua orang anak.
"Saya memang bisa dibilang dikhianati sama dua orang rekan saya. Dari pihak perempuan sama laki-laki. Yang laki-lakinya itu adalah teman baik saya sendiri," ungkap Baim saat melakukan konferensi pers Selasa (8/10/2024).
Terlepas dari semua itu, perceraian adalah perkara yang halal dan tidak diharamkan dalam Islam. Meski halal, perceraian sangat dibenci Allah SWT karena dapat memutuskan hubungan silaturahmi, menimbulkan konflik, dan menimbulkan efek buruk bagi psikologis anak.
Namun, jika memang sudah tidak ada lagi kecocokan dan manfaat baik untuk bersama, perceraian boleh saja untuk dilakukan. Namun tentunya perpisahan itu harus dilakukan dengan cara yang baik.
Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya melalui video yang diunggah di channel YouTube Al Bahjah TV mengungkapkan cara berpisah yang baik dalam islam.
Menurutnya, jika sudah berpisah orang tua harus mengajari anaknya dengan baik, baik kepada ibunya maupun ayahnya.
“Jangan takut anak diambil ibunya, dia memang ibunya. Seorang istri gak usah takut anaknya diambil ayahnya, memang ayahnya,” kata Buya Yahya, dikutip Rabu (9/10/2024).
Baca Juga : Apakah Kacang Baik Dikonsumsi saat Diet? Ini Penjelasan Dokter
Buya Yahya melanjutkan, suami-istri yang memutuskan cerai jangan terlalu meributkan siapa yang bakal mengasuhnya. Percayakan saja kepada salah satunya, istri atau suami untuk mendidik anak tersebut.
“Cuma kalau masalah pendidikan mungkin ayahnya gak benar, kasih pesan istimewa kepada sang ayah. ‘Wahai mantan suamiku, biarkan anak ini saya didik. Nanti suatu saat akan ku kembalikan’. Kasih jaminan semacam itu, bukan rebut-rebutan , malah gak benar nanti,” ujarnya.
Menurut Buya Yahya, jika mantan suami-istri masih meributkan hak asuh anaknya dan melarang anaknya bertemu dengan salah satu orang tuanya, maka psikologi anak akan terganggu. Itulah makna broken home sesungguhnya.
“Tapi kalau ternyata perpisahannya dengan cara yang baik, tetap ditanam penghormatan kepada ayahnya, sang ibu mengajari, gak broken home dia. Dalam Islam ada perceraian tapi dengan cara yang baik,” ungkap Buya Yahya.
