JATIMTIMES - Ratusan warga dari berbagai wilayah melakukan deklarasi bumbung kosong di salah satu kafe di Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Sabtu (14/09/2024) malam.
Deklarasi tersebut bertujuan mengajak masyarakat tidak golput pada pemungutan suara pada November 2024 mendatang. Tapi, memilih dan mencoblos bumbung kosong.
Baca Juga : Amalan yang Dijalankan Menjelang Malam Maulid Nabi
Memet, salah satu perwakilan dari Kecamatan Panceng menyampaikan, alasan mendukung bumbung kosong karena melihat demokrasi di Gresik sedang tidak baik-baik saja.
"Gerakan bumbung kosong ini bertujuan untuk perbaikan Gresik ke depan," ujar Memet saat menyampaikan orasi di depan ratusan simpatisan bumbung kosong.
Memet menyebutkan, gerakan bumbung kosong bukanlah musuh pasangan calon (Paslon). Namun, gerakan ini bentuk aspirasi masyarakat yang menginginkan pemimpin sesuai harapan masyarakat.
Oleh sebab itu, sosialisasi bumbung kosong akan terus dilakukan di berbagai wilayah lain. Seperti, Gresik, Kebomas, dan wilayah Gresik Selatan. Hingga bumbung kosong dinyatakan menang melawan Paslon tunggal.
"Mari bersama-sama nanti coblos bumbung kosong, dengan harapan tahun depan digelar pilkada lagi yang sesuai harapan masyarakat Gresik," ungkapnya.
Senada disampaikan Agus M Jauhan Farhat, deklarasi ini merupakan gerakan awal yang dilakukan oleh ratusan orang dari berbagai perwakilan wilayah.
"Kalau bumbung kosong menang, maka Gresik akan dipimpin oleh PJ. PJ tidak punya kepentingan dengan partai-partai politik, dia hanya mengisi kekosongan," Gus Fahat sapaan akrabnya.
Baca Juga : Dishub Kota Blitar Ubah Jalur Kendaraan di Sekitar Alun-Alun untuk Cegah Kecelakaan
Gus Farhat menyebut, tugas PJ hanya mengawal dan menjalankan program yang sudah ada. Kemudian, legislatif akan bertugas sebagaimana fungsinya.
"Maka selanjutnya akan dilakukan pilkada lagi untuk memilih pemimpin yang pro terhadap kepentingan masyarakat Gresik," tandasnya.
Ali Candi, seorang aktivis juga pimpinan Genpabumi (gerakan persatuan pribumi) Gresik ikut menyuarakan dukungan terhadap bumbung kosong. Dirinya menyebut Paslon tinggal tidak sepenuhnya mewakili suara masyarakat.
"Suara rakyat itu kita salurkan ke partai yang menduduki kursi DPRD. Mereka harunya menjadi kontrol dan pengawas pemerintah. Dengan adanya Paslon tunggal, mereka malah menjadi tim sukses," ujarnya.
