JATIMTIMES - Stok sejumlah komoditas bahan pangan yang tersebar di pasaran Jawa Timur (Jatim) cukup melimpah. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, kondisi tersebut membuat Jatim mengalami deflasi bulan ke bulan (m-to-m) sebesar 0,07 persen pada Agustus 2024.
"Pada bulan Agustus 2024, terpantau di beberapa wilayah sentra komoditas hortikultura masih berada pada masa panen, khususnya bawang merah di Kabupaten Nganjuk dan tomat di Kabupaten Malang. Sehingga stok di pedagang masih cukup melimpah," tulis BPS Jatim dalam laporan terbarunya, Senin (2/9/2024).
Baca Juga : Bawaslu Blitar Pastikan Pemeriksaan Kesehatan Bapaslon di RSUD Dr. Soetomo Sesuai Prosedur
Secara m-to-m, deflasi Jatim pada bulan Agustus 2024 utamanya dipicu oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kelompok tersebut memberikan andil sebesar minus 0,18 persen terhadap inflasi umum.
Sementara itu, kelompok transportasi menjadi pendorong utama inflasi m-to-m. Kelompok ini pada Agustus 2024 memberikan andil sebesar 0,04 persen terhadap inflasi umum.
Berdasarkan masing-masing komoditas, bawang merah, tomat, daging ayam ras, dan telur ayam ras tercatat mengalami deflasi pada bulan Agustus 2024. "Keempat bahan pangan tersebut memberikan andil gabungan sekitar 0,17 persen terhadap deflasi Provinsi Jawa Timur," sebut BPS Jatim.
Adapun komoditas yang menjadi pendorong utama inflasi yakni cabai rawit dengan andil sebesar 0,11 persen. Komoditas lainnya yang juga memiliki andil inflasi di antaranya bensin, emas perhiasan, akademi/perguruan tinggi, dan kopi bubuk.
Sementara itu, secara year on year (y-on-y), berdasarkan hasil pemantauan BPS Jatim di 11 kabupaten/kota, pada Agustus 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,05 persen. Artinya terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,20 pada Agustus 2023 menjadi 106,34 pada Agustus 2024. Adapun secara year to date (y-to-d) terjadi inflasi sebesar 0,78 persen.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar naik 3,27 persen. Lalu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,62 persen.
Baca Juga : KONI Kota Malang Target 15 Medali Emas di PON Aceh- Sumut
Sedangkan kenaikan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,47 persen. Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,93 persen.
Kenaikan pada kelompok kesehatan sebesar 1,71 persen, kelompok transportasi sebesar 1,55 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,26 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,52 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,95 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,02 persen.
"Sementara satu-satunya kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yaitu sebesar 0,33 persen," urai BPS Jatim.