JATIMTIMES - Penyakit diabetes seringkali menjadi penyakit yang ditakuti banyak orang. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa saja, namun ternyata anak-anak pun berisiko terkena diabetes.
Sebelum menderita diabetes, tubuh sudah menunjukkan gejala-gejalanya. Sayangnya, gejala prediabetes ini sering kali terabaikan.
Apa Itu Prediabetes?
Baca Juga : Pasutri Waspadai Infertilitas, Wajib Jaga Pola Hidup Sehat
Dilansir dari laman Halodoc, Prediabetes adalah kondisi saat kadar gula darah dalam tubuh seseorang lebih dari normal. Tetapi kadar gula darah tersebut tidak cukup tinggi untuk masuk dalam kategori diabetes melitus tipe 2.
Kadar gula darah normal adalah kurang dari 140 mg/dL. Sementara itu, seseorang terbilang memiliki kondisi prediabetes jika kadar gula darahnya berkisar antara 140 hingga 199 mg/dL.
Prediabetes juga menjadi salah satu kondisi yang memerlukan perhatian khusus. Sebab, tanpa penanganan yang tepat, kondisi prediabetes dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Ketika prediabetes sudah mengalami progresivitas dan berkembang, kondisi ini juga dapat memicu kerusakan jangka panjang penyakit gula. Terutama pada jantung, pembuluh darah, dan ginjal
Oleh sebab itu, para orang tua harus memperhatikan dampak dan potensi jangka panjang terhadap kesehatan anak mereka. Lantas, seperti apa tanda prediabetes pada anak yang perlu diperhatikan? Dilansir dari Cleveland Clinic, Senin (26/8/2024), berikut beberapa gejala Prediabetes pada anak yang perlu diwaspadai:
1. Berat badan berlebih
Anak yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas berisiko lebih tinggi mengalami prediabetes. Lemak berlebih, terutama di area perut, dapat mengganggu cara tubuh memproses insulin.
2. Garis gelap pada kulit (acanthosis nigricans)
Adanya bercak atau garis gelap pada kulit, terutama di area seperti leher, ketiak, atau lipatan tubuh lainnya, bisa menunjukkan resistensi insulin, yang sering kali terkait dengan prediabetes.
3. Sering haus dan buang air kecil
Anak yang sering merasa haus dan harus buang air kecil lebih sering dari biasanya bisa mengalami gangguan dalam pengaturan kadar gula darah. Hal ini adalah tanda tubuh tidak dapat mengatur gula darah dengan efektif.
4. Kelelahan berlebihan
Jika anak sering merasa lelah, lesu, atau tidak memiliki energi untuk beraktivitas, ini mungkin disebabkan oleh tubuh yang tidak mampu memanfaatkan gula dengan baik untuk energi.
5. Gangguan penglihatan
Pandangan kabur atau gangguan penglihatan yang tidak biasa bisa jadi tanda kadar gula darah tinggi memengaruhi kesehatan mata dan sistem saraf.
6. Hasil tes gula darah yang tidak normal
Tes gula darah atau tes hemoglobin A1c yang menunjukkan kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal dapat menjadi indikasi prediabetes.
7. Kecenderungan mengidap penyakit infeksi yang sering
Baca Juga : Berisiko, Lebih Baik Tak Hilangkan Skin Tag dengan Alat-Alat Sendiri
Anak dengan prediabetes mungkin lebih rentan terhadap infeksi karena kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
8. Perubahan dalam pola makan atau nafsu makan
Perubahan signifikan dalam nafsu makan, baik peningkatan atau penurunan drastis, bisa menjadi tanda tubuh tidak memproses gula dengan benar.
Cara Mengobati dan Mencegah Prediabetes pada Anak
Meski tampak mengkhawatirkan, sebenarnya prediabetes dapat dicegah dan dinormalkan kembali. Ini dapat dicapai melalui perubahan gaya hidup sesuai anjuran dokter. Bila perlu, dokter juga akan memberikan obat-obatan. Namun, perubahan gaya hidup ini menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak sehingga dikhawatirkan tidak bisa dipertahankan dalam jangka panjang.
Sesuai dengan pedoman American Diabetes Association (ADA) dan Centers for Disease Control (CDC), berikut gaya hidup yang direkomendasikan untuk menurunkan risiko prediabetes pada anak:
- Menerapkan pola makan yang sehat, seperti:
- Membatasi minuman dengan pemanis tambahan dan memperbanyak air putih.
- Memperbanyak konsumsi buah dan sayur.
- Membatasi atau menghindari makanan olahan/siap saji dan camilan dalam kemasan. Bila ingin mengonsumsi makanan siap saji, pesan porsi anak.
- Minta anak makan dengan perlahan.
- Gunakan piring yang lebih kecil untuk membatasi porsi makanan dan jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanannya bila sudah kenyang.
- Batasi camilan di antara dua waktu makan utama.
- Batasi makan-makan di restoran
- Usahakan tetap aktif.