JATIMTIMES - Kerajinan pembuatan cobek di Tulungagung merupakan salah satu kekayaan seni tradisional yang masih terjaga hingga saat ini. Pembuatan cobek di daerah ini mayoritas masih menggunakan peralatan tradisional. Kondisi tersebut memberikan sentuhan estetika tersendiri.
Di Wajak, Boyolangu, Tulungagung, kerajinan ini menjadi identitas unik yang menggambarkan kekayaan budaya lokal yang mampu bertahan di tengah arus modernisasi. Dirangkum dari blog Muqodimmah Ngrowo pada Jumat, 9 Agustus 2024 dijelaskan bahwa alat ini digunakan untuk menghaluskan, menggerus, atau melembutkan bahan makanan.
Baca Juga : Jarang Dikeluhkan, Justru Ini Tanda Lambung Kamu Bermasalah
Biasanya, cobek dipadukan dengan alat yang disebut uleg-uleg, yang berfungsi sebagai penggiling bumbu-bumbu dapur sebelum dimasak. Cobek sendiri dapat ditemukan di berbagai tempat, mulai dari warung rujak uleg, gado-gado, hingga hampir setiap rumah tangga di Indonesia memilikinya.
Cobek dan uleg-uleg terbuat dari berbagai bahan seperti batu, kayu, tanah, dan semen. Dari semua bahan tersebut, cobek berbahan batu adalah yang paling diminati oleh masyarakat. Cobek batu terkenal karena kekuatannya dan daya tahan yang lebih lama dibandingkan bahan lainnya.
Selain itu, ukuran cobek juga mempengaruhi fungsinya dalam proses memasak, di mana ukuran yang berbeda dapat digunakan untuk berbagai jenis masakan. Industri cobek di Tulungagung sebagian besar berbentuk industri rumah tangga alias home industry, yang dikelola oleh keluarga.
Dalam industri ini, para pekerja biasanya memiliki akses mudah untuk mencari dan membeli bebatuan yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan cobek. Keunikan dari industri ini terletak pada proses pencarian bahan baku hingga pembuatannya, yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian tinggi.
Sebagai usaha mikro, industri cobek di Tulungagung memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan. Usaha-usaha mikro ini banyak ditemukan di negara-negara berkembang dan berperan cukup besar dalam ekonomi lokal.
Industri rumah tangga seperti ini tidak hanya mampu memenuhi permintaan pasar lokal tetapi juga pasar yang lebih luas. Contohnya adalah perusahaan cobek di Dusun Mojo, yang mempekerjakan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja. Keberadaan perusahaan-perusahaan ini membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
Meskipun sebagian besar perusahaan masih mempertahankan teknologi sederhana atau tradisional dalam produksinya, beberapa di antaranya telah mulai menggunakan teknologi modern untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas.
Baca Juga : Meski Beri Apresiasi, Pj Wali Kota Malang Minta Relawan Turunkan Banner Dukungan
Meskipun fokus utama dari industri cobek ini adalah pasar lokal, tidak jarang produk cobek Tulungagung diekspor hingga ke luar kota, bahkan hingga ke mancanegara. Cobek Tulungagung tidak hanya dikenal karena fungsinya, tetapi juga karena esensi pembuatannya yang memadukan teknik tradisional dan modern.
Hal ini menunjukkan bahwa kerajinan cobek dari Tulungagung tidak hanya mempertahankan warisan budaya, tetapi juga mampu bersaing di pasar global. Dengan adanya kerajinan seperti ini, industri cobek di Tulungagung mampu memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian lokal. Industri ini tidak hanya memberikan lapangan pekerjaan, tetapi juga mempertahankan kekayaan budaya yang menjadi identitas daerah khususnya di wilayah Tulungagung.