JATIMTIMES - Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama), terus mendorong peningkatan wawasan, kreativitas dan kompetensi para mahasiswa. Salah satunya melalui kegiatan kuliah tamu yang diselenggarakan Progam Studi (Prodi) Pendidikan Matematika berkolaborasi dengan Indonesian Mathematics Educator Society (I-MES).
Dalam kuliah tamu yang diselenggarakan belum lama ini, "Profil Lulusan Pendidikan Matematika untuk Menjawab Tantangan Pendidikan di Era Revolusi Industri 6.0" menjadi tema strategis yang diusung.
Dalam kuliah tamu ini menghadirkan dua narasumber berkompeten pada bidangnya, yakni Prof Dr H Heris Hendriana MPd dari IKIP Siliwangi dan Dr Sri Adi Widodo MPd dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Baca Juga : Festival Merjosarian Kembali Digelar, Dikemas Lebih Menarik Tahun Ini
Keduanya membahas perihal pentingnya membangun "well-being" di lingkungan sekolah melalui pendidikan matematika. Selain itu, juga ditekankan agar SDM mampu untuk beradaptasi dan mengintegrasikan teknologi serta pendekatan inovatif untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran.
Kuliah tamu dengan materi apik ini, diharapkan menjadi satu booster mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Unikama untuk terus mengembangkan kompetensi dan inovasi dalam pengajaran yang selaras dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
Dalam paparannya, Prof Heris Hendriana menjelaskan, dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, maka membangun well-being menjadi sebuah hal yang sangat penting.
Well-being sendiri merupakan keadaan pada seorang individu yang digambarkan dengan adanya rasa bahagia, kepuasan, tingkat stres yang rendah, sehat secara fisik dan mental, serta kualitas hidup yang baik.
“Well-being bukan hanya tentang kesehatan fisik, tetapi juga mencakup kesejahteraan emosional dan mental," ujar Prof Heris yang juga Presiden I-MES.
Dalam hal ini, pendidikan matematika memiliki peran strategis dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Kemampuan berpikir kritis maupun kreativitas siswa, dapat meningkatkan cara berpikir yang sistematis, kesadaran dalam berpikir, dan mampu membedakan kebenaran maupun kesalahan.
Kemampuan berfikir kritis ini, dimiliki bilamana siswa mampu menganalisis fakta, menggeneralisasikan dan mengorganisasikan ide, mempertahankan opini, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, menguji argumen, dan menyelesaikan kasus.
"Tentu pada akhirnya mendukung well-being secara keseluruhan," katanya.
Sementara itu, Dr.Sri Adi Widodo MPd menyampaikan, bahwa penyampaian materi dari guru dengan menarik dan mudah dipahami, sangat berpengaruh pada terwujudnya well-being dengan baik di lingkungan sekolah.
Untuk itulah, seorang guru diharapkan tidak hanya secara konvensional dalam menyampaikan materi pembelajarannya. Guru harus mampu berpikir kreatif dan membuat sebuah inovasi yang menarik dalam penyampaian materi.
Baca Juga : Komisi IV DPRD Jembatani Polemik Gagalnya Juara 1 Atletik O2SN SD di Situbondo Berangkat ke Provinsi
"Guru perlu berpikir out of the box dalam mengajar matematika. Metode pengajaran yang inovatif dan interaktif dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa," pungkasnya.
