JATIMTIMES - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara resmi melepas peserta Program Darmasiswa RI 2023-2024, Senin, (10/2024). Hal ini menyusul rampungnya studi yang dijalani para mahasiswa asing dari Jepang, Mesir dan Amerika selama 10 bulan di STIE Malangkucecwara.
Ketua STIE Malangkucecwara, Drs Bunyamin MM PhD, menjelaskan, bahwa para mahasiswa tentunya telah belajar banyak tentang budaya hingga bahasa Indonesia di STIE Malangkucecwara.
Baca Juga : Jadwal PPDB Jatim 2024: Dari Pra Pendaftaran hingga Jalur Prestasi Nilai Akademik SMK
Selain itu, berbagai pengalaman positif dan menarik tentunya juga mereka dapatkan para mahasiswa selama menjalani studi di STIE Malangkucecwara. "Selamat kepada para mahasiswa, semoga apa yang mereka dapatkan dan pelajari disini dapat memberikan manfaat," ungkapnya.
Menjadi bagian dari upaya memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional, tentunya sebuah kebanggaan bagi STIE Malangkucecwara. Terlebih, program ini juga menjadi bagian dalam pencapaian visi kampus, dimana salah satunya, melaksanakan pendidikan dalam bidang bisnis yang berorientasi global dan embracing dengan teknologi informasi melalui suasana akademis yang kondusif.
Lebih lanjut, Bunyamin menjelaskan, bahwa program Darmasiswa merupakan program strategis dalam upaya STIE Malangkucecwara mencetak para mahasiswa yang selain memiliki kompetensi unggul, namun juga menjadi mahasiswa yang toleran.
Para mahasiswa banyak mendapatkan materi yang itu, semakin mendorong dalam pola pikir mahasiswa lebih terbuka dengan keberagaman budaya. Selain itu, terkait toleransi, para mahasiswa diberikan berbagai contoh konkret bagaimana tentang makna sebuah toleransi.
Indonesia sendiri, dijelaskan Bunyamin menjadi sebuah negara yang sangat terbuka terhadap budaya asing. Contoh kecilnya, dijelaskan Bunyamin adalah banyaknya kuliner asing seperti dari Jepang, Mesir hingga Amerika ada di tanah air.
Lebih lanjut Bunyamin mengatakan, bahwa pihaknya juga mendorong agar para mahasiswa STIE Malangkucecwara untuk menjadi global citizen atau penduduk global. Hal ini dapat dilakukan, dimana sah satu caranya adalah dengan berkontribusi mengajarkan bahasa hingga budaya asing.
Menurut Ben, begitu sapaan akrabnya, bahwa hal ini dalam upaya mendorong mahasiswa memiliki sikap toleran yang tinggi terhadap budaya lain. Artinya, mahasiswa diharapkan memiliki kebijakan berfikir, khususnya dalam hal memahami budaya lain.
Baca Juga : Mengenal FIP UM, Fakultas Unggul Bidang Pendidikan yang Banyak Menghasilkan Lulusan Berkualitas
"Kita harus mengerti dan memahami budaya lain. Ini penting agar tidak menghakimi perbedaan budaya. Setiap negara kan punya budaya yang berbeda," tuturnya.
Hikaru, salah satu mahasiswa dari Jepang mengatakan, bahwa dirinya sangatlah antusias dan terkesan dengan Indonesia. Banyak hal telah dipelajarinya, mulai daie budaya, bahasa dan berbagai hal lainnya. "Saya sangat terkesan disini, banyak hal yang menarik, budaya beragam, apalagi masyarakat juga ramah," katanya.
Selama di Indonesia, Hikaru tak hanya tertarik dengan keragaman budaya yang ada. Keragaman kuliner yang ada di Indonesia juga menarik baginya. Sebab, kuliner yang ada di Indonesia menurutnya banyak berbeda dengan di Jepang.
