JATIMTIMES - Gohyong, kuliner baru yang sedang naik daun menjadi sorotan belakangan ini. Bahkan tak sampai setahun, Gohyong berhasil meraup omzet hingga 20 juta rupiah per-hari.
Melansir YouTube Zayn YR, pemilik Gohyong di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat Tomi menceritakan jika mulanya jajanan ini hanya terjual sekitar 20-25 porsi per hari. Namun kini telah mencapai 800 porsi per-hari.
Baca Juga : 10 Serial Terbaik di Netflix Awal Juni, The Atypical Family Segera Tamat
Pria asal Solo, Jawa Tengah itu mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini. "Bersyukur alhamdulillah sudah dikasih rejeki lebih. Gak nyangka. Tapi tetap yakin. Berkat doa dan usaha kita," ujarnya.
Menurut Tomi, Gohyong dibuat dari adonan bakso sekitar 5 kg yang dicampur dengan 3 kantong tepung sagu dan daun bawang. Adonan ini lalu diaduk merata menggunakan tangan. Daging ayam dan kulit yang sudah direbus kemudian dipotong dan dimasukkan ke dalam adonan. Selanjutnya, 50 butir telur ayam ditambahkan dan diaduk hingga ratu.
Sementara itu, kulit Gohyong, yang terbuat dari sagu dan telur, sudah dimasak terlebih dahulu di rumah. Karena proses membuat kulit Gohyong memakan waktu cukup lama.
Adonan Gohyong lalu kemudian dibungkus dengan kulit ini. Seperti membuat dadar gulung, lalu dipotong bulat-bulat dan digoreng dalam minyak panas.
Gohyong yang sudah matang disajikan dengan kuah saus mentega yang memiliki rasa asam, manis, gurih, dan pedas dari cabe rawit.
Satu porsi Gohyong dijual dengan harga Rp 25.000 dan berisi enam potong. Pada hari-hari biasa, Gohyong laku hingga 800 porsi, menghasilkan omzet Rp 20 juta per hari. Pada akhir pekan, jumlah porsi terjual bisa mencapai lebih dari 900.
Tomi mengaku memulai usaha Gohyong setelah mengikuti temannya yang memiliki warung Gohyong di Menteng selama dua bulan. Kemudian, ia membuka usaha sendiri di Kuningan dan Cikini. Usaha di Kuningan kini dilanjutkan oleh saudaranya.
Selain dijual matang, Gohyong juga bisa dibeli dalam kondisi mentah dengan harga yang sama. Pembeli disarankan untuk menggoreng setengah matang di rumah agar awet, dan tidak mengukusnya karena kulitnya bisa menjadi berair.
Karena tingginya permintaan, antrian untuk membeli Gohyong bisa sangat panjang, bahkan mencapai beberapa jam. Sekali penggorengan, Tomi bisa menggoreng hingga 25 porsi.
Baca Juga : Pemkab Malang Siapkan Anggaran Khusus, Diklat Penyidik PNS Tergantung Pemerintah Pusat
Dengan inovasi dan cita rasa yang unik, Gohyong telah berhasil menarik perhatian banyak orang dan menjadi salah satu kuliner baru yang patut dicoba di Jakarta.
Asal Usul Gohyong
Gohyong itu berasal dari kata Ngo-hiang atau ngohiong. Awalnya, makanan ini berasal dari kawasan Fujian, Tiongkok, yang kemudian disebarkan oleh para perantau Hokkien dan Teocheow ke wilayah lainnya, seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia, hingga sebagian Filipina.
Gohyong ini berupa campuran daging, babi atau ayam, telur, dan udang yang sudah dihaluskan kemudian dibungkus dengan kulit tahu. Bentuknya memanjang serta dipotong serong untuk digoreng agar lebih estetik dan renyah saat dikonsumsi.
Yang menarik lagi Gohyong ini dibumbui oleh lima rempah bumbu yang bikin nagih, diantaranya Sichuan pepper, cengkih, biji adas, bunga lawang, dan kayu manis. Bumbu rempah tersebut menghasilkan rasa asin, pedas, manis, pahit, dan asam, yang berpadu dengan pas dan mantap.
Karena Indonesia mayoritas muslim, sehingga Gohyong di Jakarta dimodifikasi dan disajikan dengan halal. Yakni dengan menggunakan adonan berupa daging dan tepung sagu.