JATIMTIMES - Seluruh pengungsi Rohingya yang tinggal di tenda pengungsian di kompleks Kantor Bupati Aceh Barat, Aceh melarikan diri pada Sabtu (1/6) dini hari.
Dengan perginya 27 orang etnis Rohingya sebagai penghuni terakhir, maka aktivitas di lokasi tersebut mendadak sepi. Sebab, tak ada satu pun etnis Rohingya yang tertinggal di sana, termasuk para wanita dan anak-anak.
Baca Juga : 15 Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia, Malang Ada di Posisi ke-10
Sebelumnya, jumlah etnis Rohingya di kapal yang tenggelam mencapai 150 orang. Sebagian dari mereka menghilang dan sebagian lainnya ditemukan mengapung telah meninggal dunia di laut Aceh Barat, Aceh Jaya dan Sabang.
Kemudian, 75 orang yang selamat akhirnya mendarat di Aceh Barat usai terlunta-lunta di laut lepas.
Terkait dengan hilangnya pengungsi Rohingya itu, Kepala Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Satpol PP Aceh Barat Arsil mengatakan para pengungsi diduga kabur sekitar pukul 03.00-05.00 WIB. Petugas masih melihat para pengungsi sekitar pukul 01.00 WIB.
"Malam itu hujan deras, kemudian anggota piket istirahat dan sudah kelelahan. Pas paginya waktu kita apel jam 06:30 WIB tenda (pengungsi Rohingya) uda kosong," kata Arsil kepada wartawan, dikutip Minggu (2/6/2024).
Mereka meninggalkan pakaian kotor hingga alas tempat tidur mereka di tenda pengungsian. Sehari sebelumnya, Jumat (31/5), 16 pengungsi Rohingya juga kabur meninggalkan lokasi pengungsian.
"Artinya semua sudah kabur. Tidak ada yang tinggal, hanya pakaian mereka," ujarnya.
Kabar kaburnya para pengungsi Rohingya itu pun dibagikan oleh akun Instagram @lambeturah_official. Dalam unggahannya, terlihat suasana kamp pengungsi Rohingya yang kosong. Terlihat beberapa pakaian kotor menumpuk di kamp tersebut. Netizen pun membanjiri kabar tersebut dengan berbagai komentar.
"Manusia yg tak tahu balas budi adalah: manusia yang tak TAHU DIRI !!" ujar @king***.
"Mungkin ktp nya udah pada jadi," celetuk @jopi****.
"Aneh bgt org sgtu banyaknya kabur g ada yg tau..," komen @m_***.
"Fix nyusahin di tampung nyusahin berkeliaran nyusahin," kata @anil***.
Awal Mula Adanya Pengungsi Rohingya
Awalnya pada 20 Maret 2024, sebanyak 6 orang pertama kali mendarat di Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga yang difasilitasi oleh nelayan, dan beberapa malam mereka ditampung di Kantor Camat Samatiga.
Satu hari berselang pada Kamis, 21 Maret 2024, sebanyak 69 etnis Rohingya kembali dilakukan evakuasi oleh Tim Basarnas yang terapung 21 mile dari bibir pantai Meulaboh, dan mereka mendarat melalui Pelabuhan Jetty Meulaboh.
Baca Juga : Istana Gebang, Saksi Bisu Kehidupan Remaja Bung Karno di Kota Blitar
Para etnis Rohingya yang direncanakan dilakukan penempatan di kawasan Beureugang tidak bisa dilakukan dan akhirnya mereka ditempatkan di Kantor PMI Meulaboh kawasan Suak Nie.
Lima hari di sana, mereka diusir warga dan terakhir mereka diungsikan di belakang Kantor Bupati Aceh Barat di Meulaboh.
Di sana mereka secara bertahap dibawa kabur oleh penyelundup manusia dengan mudah.
Sebagian kecil yakni sebanyak 11 orang secara resmi dibawa ke Sumatera Utara untuk dideportasi ke negara asalnya di Bangladesh, sedangkan selebihnya pergi tanpa pesan.