JATIMTIMES - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengukuhkan Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber sebagai penjabat sementara Presiden Iran, pada Senin (20/5). Pengukuhan itu dilakukan setelah Presiden Ebrahim Raisi dikonfirmasi meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5).
Untuk diketahui, terdapat sembilan orang, termasuk menteri luar negeri, gubernur provinsi, berada di dalam pesawat ketika pesawat itu jatuh di provinsi Azerbaijan Timur, Iran utara. Kesembilan orang tersebut diduga kuat telah tewas, pada Senin (20/5) dini hari sesaat setelah pesawat jatuh.
Baca Juga : Arzeti Bilbina akan Dampingi KH. Marzuki Mustamar di Pilgub Jatim 2024
Khamenei juga mengumumkan selama lima hari ke depan masyarakat Iran akan menetapkan sebagai hari berkabung nasional. Sementara, pemilihan presiden baru akan diadakan dalam waktu 50 hari.
Lantas siapa sosok Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Mokhber yang dikukuhkan sebagai penjabat sementara Presiden Iran?
Melansir Reuters, Senin (20/5), Mohammad Mokhber, yang saat ini berusia 68 tahun menjabat terakhir sebagai wakil presiden pertama Iran.
Sebagai presiden sementara, Mokhber adalah bagian dari dewan yang beranggotakan tiga orang, bersama dengan ketua parlemen dan ketua pengadilan, yang akan menyelenggarakan pemilihan presiden baru dalam waktu 50 hari setelah kematian presiden tersebut.
"Mokhber akan mengurus lembaga eksekutif dan wajib mengatur bersama para pimpinan legislatif dan yudikatif untuk memilih presiden baru dalam waktu paling lama 50 hari,” ujar Khamenei.
Lahir pada 1 September 1955, Mokhber, dikenal seperti Raisi, di mana dipandang dekat dengan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, yang memegang keputusan terakhir dalam segala urusan negara. Mokhber menjadi wakil presiden pertama pada tahun 2021 ketika Raisi terpilih sebagai presiden.
Menurut sumber kepada Reuters, Mokhber adalah bagian dari tim pejabat Iran yang mengunjungi Moskow pada bulan Oktober. Dia juga setuju untuk memasok rudal dan lebih banyak drone ke militer Rusia. Mokhdar juga termasuk dua pejabat senior dari Garda Revolusi Iran dan seorang pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.
Baca Juga : Update, Jasad Presiden Iran, Ebrahim Raisi Berhasil Ditemukan
Mokhber sebelumnya menjabat sebagai kepala Setad, sebuah dana investasi yang terkait dengan pemimpin tertinggi. Kemudian pada tahun 2010, Uni Eropa memasukkan Mokhber ke dalam daftar individu dan entitas yang diberi sanksi atas dugaan keterlibatan dalam "aktivitas rudal nuklir atau balistik". Dua tahun kemudian, ia dikeluarkan dari daftar.
Pada tahun 2013, Departemen Keuangan AS menambahkan Setad dan 37 perusahaan yang diawasinya ke dalam daftar entitas yang terkena sanksi.
Setad, yang bernama lengkap Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam, atau Markas Pelaksana Perintah Imam, didirikan berdasarkan perintah yang dikeluarkan oleh pendiri Republik Islam, pendahulu Khamenei, Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Pemerintah Iran disebut memerintahkan para pembantunya untuk menjual dan mengelola properti yang diduga ditinggalkan pada tahun-tahun kacau setelah Revolusi Islam 1979 dan menyalurkan sebagian besar hasilnya untuk amal.