JATIMTIMES - Kasus bunuh diri sering kali terjadi akhir-akhir ini dan tak jarang dilakukan oleh mahasiswa dengan berbagai motif.
Misalnya saja pada bulan Januari lalu mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Malang melakukan bunuh diri dengan melompat ke Sungai Brantas. Diketahui dirinya memilih mengakhiri hidup karena memiliki permasalahan skripsi di kampus tempat ia belajar
Baca Juga : Gambaran Lama Studi Mahasiswa UIN Malang pada Wisuda Periode 80
Pada tahun 2023 lalu seorang mahasiswi yang hendak wisuda ditemukan tewas mengenaskan di dalam kamar kos miliknya di Kelurahan Tlogomas, Malang. Lalu mantan mahasiswi UB yang melompat dari lantai 12 yang diduga karena depresi dan sering mencoba melakukan bunuh diri.
Melihat banyaknya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa ini, JatimTIMES telah menanyakan kepada beberapa mahasiswa tentang tanggapan mereka.
Pendapat pertama datang dari seorang mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Siti Imas yang mengatakan bahwa, banyaknya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa terjadi karena tekanan yang didapatkan oleh mahasiswa. Mulai dari tuntutan lulus cepat, skripsi yang tak kunjung selesai, hingga masalah percintaan yang menjadikan mahasiswa mudah untuk melakukan bunuh diri. Apalagi jika mahasiswa tersebut jarang berinteraksi dengan mahasiswa lain dan cenderung menyendiri.
"Mahasiswa kan banyak tuntutan ya, baik dari keluarga di kampung maupun susah untuk menemui dosen apalagi mahasiswa semester akhir," tandasnya.
Siti kemudian melanjutkan bahwa banyak mahasiswa juga tidak mampu membagi waktu antara berkuliah, mengerjakan tugas dan lain sebagainya sehingga dirinya depresi padahal kesalahan tersebut berasal dari dirinya sendiri.
"Kita sebagai mahasiswa harus pandai dalam segala bidang dan usahakan menjauhkan diri dari depresi, depresi muncul ketika kita tidak mampu melalui tantangan perkuliahan yang kita jalani," ujarnya saat diwawancarai pada sabtu (11/05).
Pendapat kedua disampaikan oleh Yohatan Tripandu mahasiswa UB angkatan 2021 yang menyampaikan bahwa maraknya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa memang menjadi perhatian yang serius dan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab utama dari maraknya kasus tersebut seperti masalah internal yaitu masalah kesehatan mental dan masalah ekonomi.
"Masalah internal dapat ditambahkan dengan beban perkuliahan dan tanggung jawab yang besar bisa meningkatkan stress dan kecemasan di kalangan mahasiswa," tuturnya.
Dirinya kemudian melanjutkan bahwa tekanan akademik yang tinggi seperti persaingan akademik yang ketat dan beban tugas yang banyak serta tuntutan waktu yang padat menjadikan mahasiswa bisa terkena gangguan mental dan depresi.
"Masalah lainnya seperti kurangnya dukungan sosial dan jauh dari keluarga serta sering merasa kesepian membuat mahasiswa juga terkena depresi," tandasnya
Baca Juga : Dinas Pendidikan Kota Blitar Targetkan Bagikan Seragam Gratis Sebelum Tahun Ajaran Baru
Mereka juga memberikan solusi tentang bagaimana caranya mencegah terjadinya depresi agar tidak ada niatan untuk melakukan bunuh diri.
"Solusi pertama saya sampaikan kepada pihak kampus agar melakukan sosialisasi tentang peningkatan kesadaran diri akan kesehatan mental dan mengurangi tuntutan akademik yang sekiranya tidak terlalu diperlukan," pendapat Yonatan Tripandu.
Yonatan melanjutkan pendapat kedua yang tertuju kepada mahasiswa agar mahasiswa meningkatkan penguatan dukungan sosial dengan saling membantu, peka, dan peduli terhadap sesama mahasiswa.
"Jangan lupa juga untuk dekatkan diri kepada Tuhan dalam setiap rencana yang ingin dilakukan, karena menurut saya dengan berdoa akan menjadikan hati kita lebih tenang," tutupnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Siti agar mahasiswa harus bisa berpikir ulang sebelum mengambil tindakan dan harus ingat bahwa masih banyak cara untuk melalui berbagai masalah yang dihadapi bukan saja dengan mengakhiri hidup.
"Menurut saya masih banyak solusi yang bisa kita ambil untuk menyelesaikan masalah dan kalau bisa jangan sampai mengakhiri hidup karena tindakan tersebut sangat disayangkan," ucapnya.
Sebagai seorang mahasiswa tentu memiliki pemikiran yang luas dan bisa membedakan mana tindakan yang salah dan mana tindakan yang benar. Bunuh diri bukanlah solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, perbanyak relasi untuk menceritakan masalah hidup juga mampu mengurangi beban yang sedang dijalankan.