JATIMTIMES- Pengguna Elpiji 3 kilogram sudah sepekan ini mengeluhkan mendapatkan pasokan barang subsidi. Kalau pun ada harga naik mencapai Rp 25.000 pertabung. Terpaut jauh dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 16.000 per tabung.
Harga membumbung tinggi mencapai Rp 25 ribu ini terjadi di Kecamatan Jatirogo dan Kecamatan Kenduruan, dan Kecamatan Bangilan. selain langka warga juga kesulitan mendapatkan elpiji melon tersebut.
Baca Juga : 16 Maret, Cuaca Ekstrem Diprediksi Masih Terus Terjadi di Jawa Timur
“Kemarin muter-muter cari elpiji tidak ada. Ada pun harganya naik sampai 24 ribu sampai 25 ribu,” ungkap Alfian (30), Sabtu (16/03/2024).
Warga Kenduruan, Tamami (63) juga mengeluhkan hal sama. Ia mengatakan kelangkaan elpiji 3 kilogram di tempatnya sejak empat hari terakhir.
“Harga elpiji di toko naik, warga kalau beli sampai 25 ribu. Padahal biasanya harga elpiji hanya Rp 16 ribu sampai Rp 17 ribu saja,” terang Tamami.
Terpisah Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kabupaten Tuban Agus Wijaya mengkalim, kondisi kelangkaan elpiji di sejumlah wilayah disebabkan cuaca buruk, sehingga berdampak pada distribusi.
“Memang biasanya di kondisi hujan kemarin, permintaan (elpiji 3 kilogram, red) agak tinggi,” terang Agus.
Baca Juga : Bocah 13 Tahun Ini Trauma Bersekolah gegara Diejek Berkaca Mata Tebal
Saat ini, kata dia dinas akan melakukan pengecekan di lapangan dan berkoordinasi dengan Pertamina. Hal itu untuk mencari tahu secara lengkap permasalahan terjadi.
“Tetap kita cek dulu, kalau memang jatahnya kurang kita ajukan tambahan. Sudah kami koordinasikan dengan Pertamina untuk kondisi di Jatirogo Barat,” tutupnya. (*)
