JATIMTIMES - Waketum PKB, Jazilul Fawaid merespon pernyataan Sekretaris TKN Prabowo-Gibran Nusron Wahid yang menilai cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, punya mentalitas suka impor. Sebelumnya, Cak Imin mengkritik program susu gratis Prabowo-Gibran untungkan pengimpor.
Jazilul mengatakan saat ini justru sistem impor tengah dipakai. Ia kemudian menegaskan bahwa pihaknya ingin perubahan.
Baca Juga : Geramnya PBB Pada Israel Atas Seruan Eksodus Massal Warga Gaza: Melanggar Hukum Internasional
"Nusron asmuni, asal muni (asal bunyi), coba cek saat ini siapa yang impor beras, impor daging, impor kedelai, impor bawang putih dan impor gula? Itu kan sekarang yang mau dilanjutin. Semua serba impor, sorry ye sorry, kita mau perubahan," kata Jazilul saat dihubungi, Jumat (5/1/2024).
Jazilul lantas mengungkit soal produksi susu Indonesia yang tidak cukup untuk memenuhi program susu gratis Prabowo-Gibran. Dia juga mempertanyakan apakah orang Indonesia suka minum susu.
"Memang produksi susu kita cukup? Memang semua orang Indonesia doyan (suka) susu? Cek dulu deh biar gak ngasal saja," ucapnya.
Ia kemudian meminta Nusron mulai menggunakan akal. Jazilul menilai, jangan memuji sesuatu yang salah.
"Hemat saya, coba gunakan akal dan data, jangan puja-puji sesuatu yang salah," imbuhnya.
Sebelumnya, Nusron Wahid merespons cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, yang mengklaim program susu gratis menguntungkan para pengimpor. Nusron justru menyoroti Cak Imin yang terkesan bermental suka impor.
Mulanya ia memberikan penjelasan berkaitan dengan program makan siang gratis dan susu gratis untuk anak-anak Indonesia. Dia menyebut program ini bertujuan untuk memastikan gizi dan protein anak-anak Indonesia terpenuhi.
Baca Juga : Hadirkan 3 Mesin, Pemkot Batu Rencana Buka Kembali TPA? Warga Jelas Menolak
"Program makan siang dan susu gratis bagi anak-anak Indonesia merupakan satu dari 17 program unggulan paslon Prabowo-Gibran. Program ini bertujuan untuk memastikan pasokan gizi dan protein bagi anak-anak Indonesia untuk menyongsong Indonesia Emas tahun 2045 di saat 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Kalau pasokan gizi dan protein cukup maka dipastikan generasi Indonesia mendatang menjadi generasi yang cerdas, kuat, berdaya saing tinggi, produktif, kompetitif dan siap bertanding dalam percaturan global," kata Nusron saat dihubungi, Kamis (4/1).
Nusron lantas menegaskan bahwa pasokan bahan baku makan siang dan susu gratis dari komponen lokal. Dia menyebut semuanya akan disuplai oleh petani lokal setempat.
Tak hanya itu saja, Nusron juga memahami bahwa pasokan susu dalam negeri masih terbatas. Namun, menurutnya itu justru menjadi angin segar bagi peternak lokal untuk segera memanfaatkan peluang yang ada.
Oleh karena itu lah, Nusron mengaku heran Cak Imin pesimistis dengan program Prabowo-Gibran tersebut. Dia justru menyebut Cak Imin punya mentalitas suka impor.
"Jadi kekhawatiran yang dirasakan Muhaimin saya maklumi. Sebab Mas Imin selama ini termasuk mentalitas orang yang senang import. Sementara Prabowo-Gibran justru menganggap program ini tantangan untuk menggerakan produktivitas susu lokal agar ekonomi kerakyatan tumbuh," tutur dia.