free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Profil

Heboh Pernikahan Crazy Rich Surabaya, Ini Sosok Ryan Harris

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya

21 - Nov - 2023, 19:17

Placeholder
Pernikahan Royal Wedding Ryan Harris dengan Gwen Ashley. (Foto: TikTok)

JATIMTIMES - Belakangan ini media sosial tengah dihebohkan dengan video pernikahan mewah dari sosok crazy rich Surabaya Ryan Harris dengan Gwen Ashley. Dari video yang beredar disebutkan jika resepsi pernikahan anak mantan Presiden Komisaris Air Asia, Pin Harris tersebut menelan biaya Rp 75 Miliar.

Acara pernikahan berkonsep royal wedding tersebut mengundang sejumlah artis kenamaan dari dalam hingga luar negeri. Seperti Lyodra, Raisa, Brian McFadden (eks Westlife), Keith Duffy Nicole Scherzinger (member The Pussycat Dolls). Sementara pemandu acara resepsi pernikahan adalah Raffi Ahmad dan Melaney Ricardo. 

Baca Juga : Wilayah di Jawa Timur Ini Berpotensi Alami Hujan Lebat Seminggu Ke Depan

Tak hanya bertabur bintang, pernikahan Ryan Haris juga dihiasi dengan beragam bunga asli hingga terdapat pajangan mobil sport. Bahkan suvenir pernikahan Ryan Harris berupa piring berasal dari merek ternama, Hermes. 

Lantas hingga Selasa (21/11/2023) siang, nama 'Ryan Haris' menjadi trending dalam penelusuran Google. Banyak yang penasaran dengan sosok crazy rich tersebut. 

Berdasarkan penelusuran, Ryan Harris adalah CEO Unichem Candi Indonesia. Melansir dari situs Tatler Asia, Ryan Harris memanfaatkan luasnya garis pantai Indonesia untuk mempelopori produksi garam buatan lokal. 

Perusahaan yang didirikan keluarganya, Unichem Candi Indonesia dan yang dikenal dengan garam Refina menggunakan teknik ekstraksi canggih untuk membuat garam berkualitas tinggi.

Pada tahun 2018, perusahaan tersebut akhirnya membuka pabrik garam baru di Gresik, Jawa Timur senilai USD 60 juta. Dengan dukungan dari Kementerian Perindustrian, pabrik garam Refina ini dibangun sebagai bagian dari rencana Indonesia untuk mencapai swasembada pangan.

Ryan Harris juga tercatat sebagai pemegang saham mayoritas di PT Bakrie Sumatera Plantations. Perusahaan tersebut bergerak di bidang perkebunan utamanya kelapa sawit. 

Ryan juga disebut-sebut membeli saham di perusahaan keluarga Bakrie itu dari salah satu pemegang saham eksisting perseroan, Indo Alam Resources Pte. Ltd.

Jika melansir dari laman LinkedIn PT Unichem Candi Indonesia, perusahaan itu merupakan salah satu perusahaan garam terkemuka di Indonesia yang memproduksi garam dengan teknologi refinery, pertama dan satu-satunya di Indonesia. Oleh karena itu, produknya pun diberi nama Refina Garam Meja.

Garam Refina ini memiliki karakter fisik yang bersih dan berwarna putih. Selain itu, garam ini juga halus dan minim kotoran, sehingga tidak berbau. Refina mengandung Iodium minimal 30 ppm yang dapat membuat tubuh terhindar dari Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Kantor pusatnya berada di Sidoarjo, Jawa Timur dengan pabrik di kawasan industri JIIPE Gresik, Jawa Timur.

Baca Juga : Tak Perlu Alat, Begini Cara Mudah Membuka Pintu Mobil Tanpa Kunci, Magic Banget

Sementara itu, ayah Ryan Harris yakni Pin Harris juga dikenal sebagai pebisnis asal Surabaya. Dilansir dari laman Bloomberg, Pin Harris pernah menjabat sebagai komisaris di PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk. 

Sebelum aktif di dunia penerbangan, Pin Harris kabarnya memiliki usaha di sektor industri bahan kimia dengan produk utamanya yakni pertambangan dan industri pengeboran minyak dan gas.

Pin Harris mulai terjun ke bisnis penerbangan pada 1999 usai membeli saham maskapai Air Wagon International (Awair). Bisnis ini dijalankan dengan menggunakan dua Airbus A310 yang disewa dari Region Air, sebuah perusahaan asal Singapura. 

Awair sendiri pada mulanya membuka rute penerbangan Jakarta-Surabaya, Jakarta-Medan, dan Medan-Jakarta. Seiring dengan perkembangan bisnisnya, Awair pun membuka rute Jakarta-Singapura. Sayangnya, maskapai penerbangan ini harus berhenti beroperasi setelah adanya deregulasi penerbangan. 

Hal ini pun membuat Pin harus mengalami kerugian dan menanggung utang. Meski demikian, akhirnya Pin Harris pun berhasil melunasi utang-utang tersebut dan membuka kerjasama dengan pihak lain. 

Pada 2004, Pin menjalin kerjasama dengan CEO Group AirAsia BHD, Tony Fernandes. Hingga akhirnya, Pin menjadi salah satu orang penting di balik lahirnya PT AirAsia Indonesia Tbk. 


Topik

Profil Gwen Ashley crazy rich Ryan Harris garam refina



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

A Yahya