JATIMTIMES - Kemajuan sektor UMKM (usaha mikro kecil menengah) di Kota Malang terus digenjot oleh Pemerintah Kota Malang. Hal ini dilakukan dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak yag mempunyai visi dan misi yang sama untuk memajukan UMKM.
Dalam memajukan UMKM, tentunya tak bisa dilakukan hanya sehari atau dua hari. Tetapi terus berkelanjutan. Tentu dalam memberikan pembinaan kepada para pelaku UMKM, harus juga dipakai startegi.
Baca Juga : Nasib Perbaikan Stadion Gajayana Ada di Tangan Pemerintah Pusat
Pembinaan diawali dari memberikan literasi atau pengetahuan tentang pengembangan UMKM secara detail agar benar-benar berguna untuk menjalankan bisnis UMKM nyang ditekuni.
"Setalah diberikan ilmunya, kita berikan permodalannya, bagaimana penerapannya. Setelah itu, dilakukan pendampingan demi pendampingan. Baru kemudian dievaluasi, learn terus evaluasi,," kata Ali Mulyanto, staf ahli pembangunan kesejahteraan rakyat dan sumber daya manusia Kota Malang, (6/11/2023) ditemui di salah satu hotel di Kota Malang.
Lebih lanjut, dengan jumlah pelaku UMKM yang sangat banyak di Kota Malang, tentu pemerintah tak dapat bergerak sendiri. Pemerintah harus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak.
"Kita harus berkolaborasi dengan banyak pihak, kelompok-kelompok masyarakat. Jadi, pemerintahnya juga gerak, melihat ke depan, tidak bisa tidak," ucapnya.
Kemudian, kelompok private sector atau kelompok-kelompok pengusaha juga harus diajak kolaborasi. Jika dalam kolaborasi ditemukan konsep yang bagus, tentunya hal tersebut harus diaplikasikan dan dikembangkan guna kemajuan UMKM.
"Begitu juga kalangan akademisi. Mereka harus juga menganalisis terkait potensi yang positif dan negatif, apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Termasuk juga berkolaborasi dengan media, tentang apa yang harus disosialisasikan," ungkapnya.
Terlebih dengan era digitalisasi saat ini, banyak platform media sosial bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM untuk mengembangkan dan mempromosikan usaha dengan jangkauan yang sangat luas. Untuk itulah, pihaknya juga menekankan agar para pelaku UMKM lebih melek digital.
"Namun kelemahan yang masih ditemukan adalah terkait pencatatan, administrasi dan tidak disiplin anggaran. Misalnya anggaran untuk beli kopi malah beli lipstik. Nah kelemahan terkait pencatatan dan kedisiplinan anggaran ini juga harus diperbaiki," terang Ali.
Terkait kolaborasi dengan XL, pihaknya mengapresiasi program yang dimiliki. Program yang ada dinilai sangat bagus. Yakni, bagaimana mereka melakukan pembinaan litarasi hingga akses permodalan dan pendampingan. "Tapi tidak selesai di sini, harus terus berkesinambungan," ungkapnya.
Lewat program sisternet, XL Axiata mendorong kemajuan sektor UMKM di Kota Malang, khususnya UMKM yang digerakkan kaum hawa atau lebih banyak kaum ibu. Kaum ibu ini menjadi fokus karena kaum ini lebih dominan menggerakkan UMKM dibandingkan dengan kaum laki-laki yang lebih banyak sebagai kaum pekerja.
Ibu-ibu dinilai punya daya tahan secara ekonomi yang lebih baik. Hal ini berkaca pada kasus-kasus yang berpengaruh pada sektor ekonomi, seperti terjadi krisis pada 98 maupun pandemi covid 19 yang beberapa tahun melanda Indonesia.
Baca Juga : Pemkot Malang dan Jasa Tirta Sepakat Hentikan Sementara Proyek WTP IPA Bango
"Seperti saat krisis 98, ibu saya benar-benar survive agar kita tidak kolaps secara ekonomi. Kemudian saat pandemi, banyak ibu melahirkan UMKM-UMKM baru," jelas Regional Group Head XL Axiata East Region Dodik Ariyanto.
Selain itu, secara ekonomi, kaum ibu lebih memiliki sensitivitas terhadap hal yang berbau ekonomi. Maka dari itulah, program ini lebih fokus terhadap kaum ibu. Kaum ibu jika diajarkan sebuah juga lebih vokal atau kritis.
"Mereka tidak hanya sekadar menjawab 'iya'. Nah kritis ini yang kita butuhkan untuk sharing satu sama lain. Networking ini yang kita butuhkan," paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan, kaum ibu juga memiliki sisi yang berbeda dengan kaum bapak. Keinginan maju juga lebih kuat kaum ibu dibandingkan kaum bapak.
"Yang ketiga, kalau bicara kolaborasi, kaum ibu lebih mudah berkolaborasi. Makanya kita bicara sisternet ini bukan sekali sentuh selesai, ini terus berlanjutan. Dan kita harapkan UMKM Kota Malang ada sisterhood dengan UMKM dari daerah lainnya, mereka saling sharing dan mengembangkan satu sama lain," katanya.
Bahkan lebih dari itu, rencana pengembangan sisternet juga akan merambah pada wacana ekspor barang sektor UMKM. Tetapi hal ini tentu tidak dapat terwujud hanya satu kali seminar saja, melainkan terus berkelanjutan dan terus bersinergi dengan berbagai pihak yang mendukung kemajuan sektor UMKM. "Nah kita masuknya jangka panjang, menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya.
Sementara itu, pelatihan yang dilakukan mendapatkan antusias yang tinggi dari para pelaku UMKM di Kota Malang. Sebelum ada lebih dari 200 UMKM yang mendaftar. Tetapi, dari jumlah tersebut, dikurasi menjadi 27 UMKM yang mengikuti pelatihan dan mendapatkan akses modal.
Kurasi dilakukan dengan ketat berdasarkan beberapa kriteria. Mulai dari skoring, keseriusan, hingga rekomendasi dari komunitas agar peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan peserta yang benar-benar ingin maju.
"Ada dari sektor UMKM yang bergerak di kuliner, craft dan lainnya. Nantinya modal akan kita berikan di akhir. Belajar dari sebelumnya kita beri diawal, namun ada yang tidak serius, modal justru habis lebih dulu," pungkasnya.