JATIMTIMES - Jumlah pengangguran di Indonesia diketahui masih tinggi. Dan ini menjadi problematika tak hanya bagi pemerintah saja, tapi juga bagi perguruan tinggi.
Hal itu diakui oleh Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya, Dr. Budi Endarto SH. M.Hum. Menurutnya berdasarkan Permendikbud 53 Tahun 2023 harus ada perubahan paradigma terutama kurikulum.
Baca Juga : Ribuan Sekolah Antusias, Dispendik Kabupaten Malang Saring Video Peserta Lomba
"Kalau dulu link and match bukan suatu kewajiban. Tapi sekarang dengan Permendikbud itu wajib semua bertransformasi untuk kembangkan kurikulum. Oleh karena itu kita dorong mereka (mahasiswa) menyelenggarakan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka)," ujarnya ditemui, Sabtu (4/11).
Di Universitas Wijaya Putra sendiri kata dia MBKM sudah diupayakan 40 persen bagi mahasiswa. Dimana link and match harus sesuai dengan dunia industri dan dunia kerja.
"Bahasa sederhananya itu bagaimana S1 itu rasa DIV itu suatu kebutuhan, bukan S1 yang sains saja. Karena nanti pengangguran intelektual," tegasnya.
Selain itu lanjutnya problematika lain adalah agar lulusan universitas swasta juga harus percaya diri bersaing dengan lulusan kampus negeri.
"Selain program MBKM secara murni secara maksimal kita dorong mereka (mahasiswa) melakukan aktivitas MBKM. Salah satunya adalah magang, kampus mengajar," bebernya.
Dari sini jelas Budi para mahasiswa akan punya experience. "Dari situ mereka muncul pridenya. Mampu bersaing konsekuensinya," imbuhnya.
Ditanya soal adanya grade antara lulusan kampus negeri dengan swasta jika untuk pendaftaran CPNS, Budi juga mengakui adanya hal tersebut.
Baca Juga : UB Jadi Tuan Rumah MTQMN 2023, Targetkan Juara Umum
"Grade awal dari sisi akreditasi kalau sekarang akreditasi baik itu B kan saya pikir standar. Minimal harus itu, kalau itu terjadi di PTS kan sama, tapi kadang mereka hanya lihat dari sisi administratifnya," beber Budi.
Namun di sisi lain, Budi melihat banyak perusahaan swasta memandang bukan dari akreditasi tapi memperhatikan status. Yakni, bagaimana skill dan keterampilan seseorang.
"Yang kita dorong bukan skill dan keterampilan tapi semacam etos kerja, sistem kerja dan sebagainya. Itu bukan dari kampus, harus didorong untuk kita ikuti magang dan sebagainya," pungkas Budi.
Di saat bersamaan Universitas Wijaya Putra melakukan wisuda terhadap ratusan mahasiswanya. Tercatat ada 617 mahasiswa program SI dan 81 mahasiswa program S2.