JATIMTIMES - Bakal calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar menghadiri sharing session di Universitas Islam Malang (Unisma), Rabu (1/11/2023) siang. Dalam kesempatan tersebut, Muhaimin menyampaikan sejumlah gagasannya terkait apa yang dibutuhkan oleh Indonesia dengan pergantian pucuk pimpinan pada 2024 mendatang.
Dalam paparannya, pria yang juga ketua umum (ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai bahwa perlu ada evaluasi dalam sebuah sistem pemerintahan. Tujuannya untuk melakukan pembenahan tatanan yang menuju pada perbaikan yang sempurna.
Baca Juga : 13 Publik Figur Indonesia Ini Dituding Pro Israel
"Semua sistem pemerintahan usianya setelah 30 tahun harus dievaluasi. Sebab, ada pengeroposan di setiap 30 tahun," ujar Muhaimin.
Pembenahan tersebut bisa dilakukan dengan berbagai hal. Salah satunya dengan melakukan kritik sebagai bentuk kontrol sosial maupun terhadap sebuah kepemimpinan. Dan sejauh ini, sudah ada beberapa hal yang patut untuk dievaluasi.
"Pengeroposan ada cara membenahinya, kritik kontrol kepemimpina dan cara kerja. Indikasi KKN merajalela dan banyaklah. Harus dievaluasi," terang Muhaimin.
Dirinya menilai, Indonesias sebenarnya merupakan sebuah negara yang sangat mampu untuk mandiri. Terlebih dalam beberapa sektor yang sudah dikenal unggul. Beberapa di antaranya seperti sektor pangan, sains, dan teknologi.
"Indonesia harus mandiri memenuhi kebutuhan pangan dan sains. Tidak boleh bergantung pada negara lain. Khususnya, pangan, sains dan teknologi," jelas Muhaimin.
Sebagai informasi, dalam sharing dession bertajuk Meneguhkan Komitmen Pembangunan Bidang Ekonomi, Pendidikan dan Kebudayaan Menuju Indonesia Unggul tersebut, sebenarnya juga turut dihadirkan bacapres pasangan Muhaimin Iskandar, yakni Anies Rasyid Baswedan. Namun mantan gubernur DKI Jakarta itu berhalangan hadir.
Baca Juga : 5 Rekomendasi Cafe 24 Jam untuk Mengerjakan Tugas di Malang
Sementara itu, Rektor Unidma Prof Dr H Maskuri MSi mengatakan, dalam kesempatan tersebut, pihaknya berusaha memberikan ruang kepada tokoh negeri untuk menyampaikan gagasannya ke depan dalam memimpin Indonesia.
Dirinya meyakini bahwa hal tersebut perlu disampaikan dan dipahami oleh para pemuda, termasuk kalangan mahasiswa. Sebab,, hal itu diperlukan untuk menuju generasi emas pada tahun 2045 mendatang.
"Termasuk kiat mereka dalam mempercepat pelaksanaan pembangunan, termasuk di generasi emas 2045. Yang bakal memegang estatet kepemimpinan adalah pemuda, mahasiswa. Sehingga ini sebenanrya momentum yabg tepat sebelum pilpres," ujar Maskuri.