JATIMTIMES - Unuq, putri Nabi Adam AS, mewariskan cerita kontroversial pada zaman manusia pertama. Unuq yang disebut perempuan pertama melakukan seks bebas.
Dilansir dari akun Tiktok @ZuzterVony, dikisahkan Nabi Adam dan istrinya, yakni Siti Hawa, memiliki anak yang sangat banyak. Konon Siti Hawa hamil sebanyak 120 kali dan setiap kehamilan melahirkan anak kembar dua, laki dan perempuan. Maknanya, jumlah anak Nabi Adam adalah 240 orang.
Baca Juga : Kembali Anugerahkan Paritrana Award, Wapres Ingin Seluruh Pihak Dorong Universal Coverage Jamsostek
Tetapi, dari banyaknya anak Siti Hawa dan Nabi Adam, terdapat salah satu kehamilan Siti Hawa yang melahirkan anak tunggal. Anak itu bernama Unuq. Ia memiliki ciri yang unik, yakni dengan dua kepala. Sebagaimana kepalanya, terdapat masing-masing bahu, yakni kiri dan kanan.
Kemudian ciri berikutnya, Unuq memiliki 20 jari tangan, yakni telapak tangan masing-masing 10 jari. Dia memiliki kuku yang panjang dan bengkok.
Diriwayatkan, Hawa dengan jiwa keibuannya, tetap merawat Unuq hingga si anak dewasa.
Dalam perjalanan waktu, terjadilah peristiwa pembunuhan pertama di Bumi, yakni Qabil membunuh saudaranya: Habil.
Atas peristiwa tersebut, Qabil meninggalkan gunung dan menempati lembah. Maka terpisahlah, kedua kelompok anak Adam dengan balada yang berbeda.
Kelompok yang beriman bersama Adam dan Hawa menempati puncak gunung. Sementara Qabil dan keturunannya menempati lembah.
Hawa memperlakukan anaknya sama, termasuk Unuq. Ia merawatnya agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Itu menjadi ciri keturunan Adam yang mendiami puncak. Sementara yang senang melanggar perintah Allah menempati lembah.
Saat beranjak dewasa, Unuq bergabung dengan Qabil Di lembah. Hal ini terjadi setelah Nabi Adam AS wafat.
Di lembah, Unuq bertemu dengan banyak laki-laki. Dan di situlah Unuq mulai kecanduan seks bebas. Ia banyak menggauli laki-laki dan setiap berjumpa dengan lawan jenisnya, ia melakukan hubungan intim. Sehingga tanpa disadari, ia mengandung tanpa tahu siapa ayah anak yang ia kandung.
Diceritakan, Unuq bukanlah wanita yang memiliki paras cantik. Bahkan ia bisa disebut buruk rupa. Namun, Unuq mempunyai ilmu sihir yang membuat lelaki terpedaya. Ia bisa menaklukkan tiap lelaki yang dikehendakinya.
Unuq akhirnya melahirkan anak lelaki bernama Wajh alias Auj alias Uajh atau sebut saja Auj bin Unuq. Nasabnya ibu karena tidak mereka ketahui siapa ayahnya.
Siti Hawa sedih atas lelakuan putrinya itu. Maka beliau pun berdoa kepada Allah SWT agar anaknya tersebut segera lenyap dari muka Bumi.
Allah pun mengutus singa sangat besar, yang melebihi ukuran gajah. Singa menyerang Unuq, merusak seluruh badannya. Itulah kematian pertama manusia oleh serangan binatang. Unuq mati setelah setahun melahirkan ‘Auj.
Selanjutnya, ‘Auj tumbuh menjadi orang yang sangat besar tubuhnya. Tingginya mencapai 600 siku orang dahulu, yaitu sama dengan satu setengah siku orang sekarang, dan lebarnya seukuran itu. Sampai-sampai ada sebuah riwayat ketika angin topan datang, angin tersebut tingginya tidak melebihi lutut ‘Auj.
Apabila duduk di atas gunung, tangan 'Auj diulurkan ke laut mengambil ikan dan kemudian memanggangnya di matahari. Dan apabila dia marah kepada sebuah penduduk kampung, dia mengencingi mereka sehingga mereka tenggelam dalam air kencingnya.
Baca Juga : Akhir Drama Doona yang Diperankan Suzy Tak Happy Ending?
Diriwayatkan, pada era Nabi Nuh, Auj bin Unuq berjasa membantu sang Nabi mengangkut kayu-kayu besar untuk membuat kapal.
Dikisahkan, Allah memerintahkan Nabi Nuh AS pergi ke Kufah untuk mengangkut pohon Saj. Tetapi, Nabi Nuh bingung bagaimana cara mengangkutnya. Maka, Allah memberi wahyu kepadanya bahwa ‘Auj bin Unuq bisa memikulnya.
Setelah Allah memberi wahyu kepada Nabi Nuh bahwa yang mampu memikul kayu itu adalah ‘Auj dari Kufah ke tanah Hirah, suatu perkampungan dekat dengan Baghdad, maka Nabi Nuh mendatangi ‘Auj dan memintanya memikulkan kayu tersebut untuknya.
‘Auj berkata: “Aku tidak akan memikulnya kecuali engkau mengenyangkanku dengan roti.”
Kebetulan, pada waktu itu Nabi Nuh membawa 3 roti dari kacang. Dia memberikan selembar roti itu kepada ‘Auj dan berkata: “Makanlah roti itu!”.
Melihat itu, ‘Auj pun tertawa dan berkata: “Seandainya roti ini sebesar gunung itu, ia tidak akan membuatku kenyang, apalagi roti ini hanya selembar.”
Mendengar ucapan ‘Auj, Nabi Nuh memotong selembar roti itu dan memberikan kepadanya dan berkata: “Bacalah bismillahirrahmaanirrahiim, kemudian makan potongan roti ini.”
‘Auj pun memakannya dan kemudian dia diberi lembaran roti yang kedua. Lembaran roti yang kedua baru setengah, ‘Auj telah kenyang dan tidak sanggup memakan apa pun.
Setelah memakan roti itu, ‘Auj membawa semua kayu tersebut dari Kufah menuju Hirah dalam sekali pemberangkatan.
Tatkala Nabi Nuh merampungkan bahtera dan banjir mulai datang, 'Auj memohon kepada Nabi Nuh agar ia diberi tempat dalam bahtera tersebut. Tetapi Nabi Nuh menolak keinginannya itu. Saat banjir melanda seluruh dunia, tinggi air tidak mencapai lutut Auj. Auj pun hidup hingga masa Nabi Musa AS.
Auj membenci Musa dan ingin membunuhnya. Dia menghampiri tentara Musa untuk mengetahui jumlah mereka. Dia mendapatkan mereka hanya kumpulan orang dalam satu farsakh. Lalu dia pergi ke sebuah gunung dan kemudian mencabut gunung itu dari Bumi.
Gunung itu dibawanya di atas kepalanya dan datang untuk menimpakannya ke tentara Nabi Musa. Saat itu, Allah mengutus burung Hud-Hud yang paruhnya diciptakan dari besi.
Burung Hud-Hud itu turun di atas batu tersebut dan mulailah mematukinya hingga membuatnya berlubang, lalu ia turun ke pundak ‘Auj, dan kemudian masuk ke dalam mantelnya hingga ‘Auj tidak bisa bergerak.
Ketika Nabi Musa melihat itu, dia menghampirinya dan memukulnya dengan tongkatnya, yang panjangnya 10 siku, sambil melompat ke udara setinggi 10 siku.
Tingginya Nabi Musa adalah 10 siku. Jadi, pukulannya ke betis ‘Auj pun tidak sampai. Akan tetapi, setelah Musa memukulnya, ‘Auj tersungkur dan kemudian meninggal serta terlempar di lapangan kosong seperti gunung yang besar. Allahua'lam.