JATIMTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) menyelenggarakan wisuda Sarjana dan Pascasarjana periode ke-71 tahun 2023 pada Jumat dan Sabtu (20-21/10/2023). 1337 wisudawan mengikuti prosesi tersebut.
1337 wisudawan tersebut, terbagi pada berbagai fakultas. Fakultas teknik program sarjana terdapat 127 lulusan, Fakultas Agama Islam terdapat 234 lulusan, Fakultas Hukum terdapat 36 lulusan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan terdapat 197 lulusan, Fakultas Peternakan terdapat 15 lulusan Fakultas MIPA terdapat 49 lulusan, Fakultas Kedokteran terdapat 57 lulusan jenjang sarjana dan 42 lulusan pendidikan profesi.
Baca Juga : KH Marzuki Mustamar Jadi Lulusan Terbaik Unisma Jenjang Doktor
Kemudian, dari Fakultas Ekonomi Dan Bisnis(FEB) terdapat 255 lulusan, dari Fakultas Ilmu Administrasi terdapat 109 lulusan, dari Fakultas Pertanian terdapat 68 lulusan, dari Program Pascasarjana jenjang Magister terdapat 147 lulusan dan sisanya dari Program Doktor.
Dalam momen tersebut, juga disampaikan para mahasiswa terbaik ditingkat universitas. Lulusan terbaik pertama adalah Laila Anggraini SAk dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,99 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Program Studi (Prodi) Akuntansi.
Lulusan terbaik kedua, yakni Qorri Nur Fauziyah SPd IPK 3,98 dari Fakultas Agama Islam Prodi Pendidikan Agama Islam. Dan lulusan terbaik ketiga adalah Vigati Ayuning Tiyas SPd IPK 3,96 dsri Fakultas Keguruan dna Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Matematika.
Dari program Profesi, ada dr Sukosari Devantari dengan IPK 3,75 dari Fakultas Kedokteran, Program Profesi Dokter. Dari Program Magister ada Lukman Affandhy S MPt IPK 4.00 dari Fakultas Peternakan, Prodi Peternakan. Dan terakhir dari program Doktor, ada KH Marzuki Mustamar IPK 3,81 Prodi Pendidikan Agama Islam.
Rektor Unisma, Prof Dr H Maskuri MSi, dalam momen wisuda tersebut, menyampaikan berbagai capaian, gebrakan, perkembangan dan inovasi yang telah dilakukan Unisma.
Unisma telah berhasil mengembangkan kelembagaan dengan program studi relatif lengkap. Mulai dari program studi yang bernafaskan ilmu keagamaan, ilmu sosial, dan ilmu eksakta. Program-program tersebut telah diwadahi melalui jenjang pendidikan Program S-1, Profesi Dokter, Profesi Guru, Program S-2, dan Program S-3.
Dari 37 program studi yang ada, 13 program studi terakreditasi Unggul dan A, 3 prodi terakreditasi Internasional dari ASIIN Jerman dengan predikat full accredited, 4 prodi terakreditasi Internasional FIBAA, sisanya terakreditasi Baik Sekali dan B. Program Studi yang baru lahir pada 2023 ini adalah Administrasi Rumah Sakit yang menginduk di Fakultas Kedokteran.
Pada Oktober 2022, institusi Unisma telah terakreditasi "Unggul" oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), berlaku hingga Oktober 2027 dan dapat diperpanjang hingga tahun 2032. Hal ini tentu sebuah mahakarya prestisius, karena saat ini di Indonesia baru ada 74 PTN-PTS yang institusinya Unggul dari 3.145 PTN/PTS yang ada di laman BAN PT.
Implikasi akreditasi Unggul ini, bukan berarti peran Unisma akan semakin ringan, tetapi semakin berat dan kompleks, kreatifitas, inovasi dan produktifitas menjadi tuntutan, lompatan harus semakin cepat dengan karya-karya nyata.
Kepercayaan masyarakat, pemerintah, dan berbagai organisasi profesi maupun organisasi kemasyarakatan kepada Unisma semakin meluas dari tahun ke tahun, terbukti bahwa mahasiswa, alumni dan mitra Unisma berasal dari 34 propinsi di Indonesia dan dari 39 negara dari benua Asia, Afrika, Amerika, Eropa, dan Australia.
Selain itu, banyak prestasi kelembagaan dan karya dosen serta mahasiswa telah ditorehkan dalam 1 tahun terakhir hingga Oktober 2023.
Di sisi lain, pihaknya juga memberikan 3 pesan khusus kepada para 1337 wisudawan. Pertama, pihaknya meminta para wisudawan untuk menjadi orang yang adaptable, mengingat perubahan lingkungan saat ini terjadi sangat cepat.
Memang, perubahan tidak selalu membawa kepada keadaan yang lebih baik, namun, pihaknya yakin, jika para wisudawan sepakat bahwa untuk menjadi lebih baik, sikap, perilaku, dan pola pikir tentunya harus berubah dan adaptif terhadap kondisi yang ada.
Ketika berkarya, sikap adaptif dengan beragam perubahan telah menjadi tuntutan. Sehingga para wisudawan akan memenangkan persaingan dan mengatasi perubahan adalah dengan meningkatkan adaptabilitas.
Baca Juga : Bahlil Tuding Ada Capres Tak Mau Lanjutkan Hilirisassi, Siapa Sosoknya?
"Orang yang adaptable akan terbuka dengan perubahan dan menyukai eksplorasi. Orang yang adaptabel selalu berusaha mencari solusi atas sebuah masalah, bukan suka mengambinghitamkan orang lain," katanya.
Pesan yang kedua, pihaknya meminta wisudawan menjadi lulusan yang kreatif. Sebuah kreativitas akan menghadirkan ide-ide orisinal, yang menjadi salah satu penentu keberhasilan ketika kita diamanahi menjadi seorang pemimpin.
Pemimpin yang baik, ditegaskan Maskuri adalah pertama; jujur, Ikhlas, mampu bekerja keras, cerdas, tuntas, bertanggung jawab; kedua, selalu berinovasi tanpa henti; ketiga, menorehkan legacy atau tinggalan yang menyenangkan banyak orang; keempat, mengubah mindset lingkungan dan suka keluar dari zona nyaman.
"Pemimpin dengan 4 indikator tersebut, adalah ciri pemimpin perubahan, bukan sekedar pengikut perubahan, apalagi penonton dan penentang perubahan, naudzubillahimindazlik," katanya.
Dan pesan yang ketiga adalah, para wisudawan harus menjadi orang yang pandai berterima kasih. Kesuksesan para wisudawan dalam menjalani studi, melibatkan banyak orang yang, baik secara langsung maupun tidak langsung, atau bahkan yang tidak mereka ketahui.
Para dosen, utamanya juga para orang tua menjadi orang-orang yang mempunyai jasa besar bagi kesusksesan para wisudawan. Peran para dosen melakukan pendampingan dalam diskusi dan sahabat menemani dalam mengkaji menjadi orang yang mungkin berjasa dan dapat dilihat.
Tetapi, peran para orang tua tidak henti mengirimkan doa terbaik untuk para wisudawan. Tidak jarang mereka bangun malam dengan niatan mulia, dan harapan tinggi agar Saudara menjadi pribadi cakap dan mulia.
Bahkan seringkali, untuk memenuhi kebutuhan para wisudawan, orang tua membanting tulang, memeras keringat dalam kadar yang mungkin di luar bayangan para wisudawan. Meski begitu, para orang tua menjalaninya dalam diam, agar para wisudawan tidak larut dalam suasana hati yang dapat mengganggu studinya.
"Banyak rahasia yang disimpan oleh orang tua Saudara, terkait dengan ikhtiar dan harapan tak terbatas mereka terhadap studi Saudara. Bisa jadi di sana, ada air mata yang tak terbendung, agar Saudara tidak ikut murung. Atau, tangis yang tertahan, karena orang tua ingin bertahan. Atau, suara yang dibuat ceria di seberang sana, supaya saudara hatinya tidak merana," pungkasnya.