free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Kebohongan Abu Nawas Melihat Surga dan Bidadari di Dalam Topi, Netizen Kaitkan dengan Era Pemerintahan Saat Ini

Penulis : Mutmainah J - Editor : Nurlayla Ratri

06 - Oct - 2023, 22:05

Placeholder
Ilustrasi Abu Nawas. (Foto dari internet)

JATIMTIMES - Suatu hari Abu Nawas terlihat jalan sendirian menuju masjid untuk menunaikan salat Subuh. Setibanya di masjid, ia melihat para jamaah sudah pada berkumpul meskipun saat itu adzan subuh belum berkumandang.

Masing-masing dari mereka sibuk dengan ibadahnya. Ada yang berdzikir, ada yang salat sunnah, ada juga yang membaca Alquran sembari menunggu datangnya waktu subuh.

Baca Juga : Warna yang Tidak Disukai Rasulullah SAW

Setelah selesai menunaikan salat Subuh dan dzikir, orang-orang mulai beranjak meninggalkan masjid. Ketika Abu Nawas berjalan di tengah pasar, terlihat Abu Nawas senyum-senyum sendiri sambil memandangi topinya. Tentu saja tingkah ini membuat para jamaah penasaran. Orang-orang pun yang melihatnya heran, lalu bertanya.

“Hai Abu Nawas apa yang kamu lihat ke dalam topimu itu yang membuatmu tersenyum bahagia?” tanya orang-orang.

“Aku sedang melihat surga yang dihiasi barisan bidadari-bidadari yang cantik nan menawan (dengan ekspresi meyakinkan)," ungkap Abu Nawas.

"Tapi saya tidak yakin kamu bisa melihat seperti apa yang saya lihat,” ucap Abu Nawas.

“Mengapa? (serempak, karena sama-sama semakin penasaran)," kata orang-orang.

“Karena hanya orang yang  beriman saja dan saleh yang bisa melihat surga dan bidadarinya di topi saya ini," ucap Abu Nawas.

"Coba aku lihat!!" tutur seseorang.

“Silahkan,” kata Abu Nawas.

Orang itu pun melihat ke dalam topi, lalu sejenak menatap ke arah Abu Nawas, kemudian menengok ke orang-orang di sekelilingnya dan berkata.

"Benar-benar aku melihat surga dan bidadari luar biasa,” ungkap orang itu dengan penuh kagum.

Orang-orang pun heboh ingin menyaksikan surga dan bidadari di dalam topi Abu Nawas. Tetapi Abu Nawas mewanti-wanti, bahwa hanya orang-orang yang beriman dan saleh saja yang bisa melihatnya.

Dari sekian banyak yang melihat ke dalam topi itu, banyak yang mengaku melihat surga dan bidadari tetapi banyak juga yang tidak bisa melihat sama sekali. Mereka yang tidak bisa melihat berkesimpulan "Abu Nawas telah berbohong".

Mereka pun melaporkan Abu Nawas kepada Raja, dengan tuduhan telah menebarkan isu kebohongan di tengah-tengah masyarakat. Akhirnya, Abu Nawas dipanggil menghadap Raja untuk diadili. 

Dalam sidang pengadilan kerajaan, Raja bertanya 

Raja: "Benarkah di dalam topimu bisa terlihat surga dengan bidadarinya?”

Abunawas: "Benar paduka Raja, tetapi hanya orang yang beriman saja dan shaleh  yang bisa melihatnya. Sementara yang tidak bisa melihatnya, berarti dia belum beriman dan tidak Shaleh. Kalau paduka Raja mau menyaksikannya sendiri, silahkan..”

Raja: "Baiklah, kalau begitu saya mau menyaksikannya sendiri.” Sudah pasti Raja tidak melihat surga apalagi bidadari di dalam Topi Abu Nawas tersebut.

Baca Juga : Denny Siregar Mulai Berani Kritik Jokowi dan Keluarganya Soal Dinasti Politik

Raja berpikir, kalau ia mengatakan tidak melihat surga dan bidadari, berarti ia termasuk tidak beriman, maka akan berakibat bisa merusak reputasinya sebagai Raja.

Raja: (setengah berteriak dan pura-pura  kagum) “Engkau benar Abu Nawas, aku menyaksikan Surga dan Bidadari di dalam topimu itu!!!"

Maka Rakyat yang menyaksikan reaksi Rajanya itu, lalu diam seribu bahasa dan tak ada lagi yang berani membantah Abu Nawas.

Mereka takut berbeda dengan Raja dan khawatir di cap belum beriman dan tidak Shaleh. Konspirasi kebohongan yg ditebar oleh Abu Nawas, mendapat legitimasi dari Raja.

Abunawas :  "(dalam hati tertawa sinis sambil bergumam)" beginilah akibatnya kalau ketakutan sudah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan pun akan merajalela. Ketika keberanian lenyap dan ketakutan telah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan akan melenggang kangkung sebagai sesuatu yg “benar.”

Ketakutan untuk berbicara jujur, juga karena faktor gengsi. Gengsi dianggap belum beriman atau dengan alibi/alasan lainnya. Padahal, label gengsi itu hanyalah rekayasa opini publik yang dipenuhi dengan kebohongan.

Kepercayaan diri sebagai pribadi yang mandiri untuk berkomitmen pada kebenaran berdasarkan prinsip kejujuran telah dirontokkan oleh kekhawatiran label status yang sesungguhnya sangat subyektif dan semu.

Kecerdikan konspirasi (kebohongan) opini publik Abu Nawas, telah menumbangkan kebenaran dan kejujuran.

Akhirnya, kecerdasan tanpa kejujuran dan keberanian, takluk di bawah kecerdikan yang dilakonkan degan penuh keberanian dan kepercayaan diri meski pun itu adalah kebohongan yang besar dan nyata.

Kisah Abu Nawas yang diceritakan oleh akun Tiktok @Arum Spink itu banyak menarik perhatian warganet. Warganet mengaitkan kisah Abu Nawas itu dengan pemerintahan saat ini.

"Itulah yg terjadi di negara kita," tulis @apak***.

"skarang ini sdang hidup dnegri abu nawas," tulis @a1***.

"gambaran negri kita saat ini???," tulis @muhammad***.

"sesuai dg kondisi saat ini, salam akal sehat," tulis @kayla***.


Topik

Serba Serbi Abu Nawas Arum Spink pemerintah saat ini surga dalam topi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Nurlayla Ratri