JATIMTIMES - Harga beras di pasaran Kabupaten Situbondo naik signifikan hingga mencapai Rp 15.000 dan paling murah Rp 13.500 per kilogram. Harga ini membuat pedagang dan pembeli mengeluh karena mereka rasa mahal.
Berdasarkan hal tersebut, Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo, Abdul Aziz meminta instansi terkait untuk melakukan terobosan maupun tindakan untuk mengatasi naiknya harga beras.
Baca Juga : Anti Kelaparan di Akhir Bulan, Intip 7 Warung Makan Murah Sekitar UB yang Wajib Kamu Coba!
"Pemerintah daerah dan Bulog saya minta untuk segera melakukan operasi pasar ya, karena tindakan ini sudah ditunggu masyarakat. Apalagi ekonomi masyarakat sekarang sedang sulit," ujarnya, Selasa (12/9/2023) melalui sambungan telepon.
Selain itu, Aziz mengungkapkan, stabilitas harga kebutuhan pokok, khususnya beras sudah menjadi Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) Bulog.
"Itu sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perusahaan Umum Perum Bulog. Dalam PP tersebut setidaknya ada empat kewajiban Bulog, salah satunya pengamanan harga pangan pokok beras di tingkat produsen dan konsumen," tuturnya.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kata Aziz sudah meminta kepala daerah untuk menggelar operasi pasar. "Kenaikan harga beras ini sudah menjadi isu nasional, tetapi pemerintah daerah dan Bulog segera melakukan langkah-langkah untuk mengendalikan harga beras," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Diskoperindag Situbondo, Edi Wiyono melalui Kabid Pengembangan Perdagangan Ruben Pakilaran menyampaikan, pihaknya sudah berusaha untuk menjamin stok beras di pasaran terjaga. Salah satunya dengan menggandeng Badan Urusan Logistik (Bulog).
"Kita sudah berkoordinasi dengan Bulog untuk mendroping beras ke pasar rakyat yang ada di Kabupaten Situbondo. Sehingga persediaan itu cukup, tidak ada kekurangan stok di pasaran. Ini tujuannya untuk menstabilkan harga beras yang naik," ucapnya.
Baca Juga : Pulang Pengajian, Guru Ngaji Meregang Nyawa di Jalur Maut Glundengan
Ruben melanjutkan, Bulog telah mendroping beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke pasar-pasar tradisional sekitar satu minggu yang lalu.
"Ini dilakukan tidak cuman sekali. Periode pertama itu di Pasar Mimbaan, Panji, Besuki, Panarukan dan Sumberkolak. Terus kembali lagi ke Pasar Mimbaan. Intinya pasar-pasar di perkotaan dan wilayah barat," bebernya.
Lebih jauh, Ruben mengatakan, untuk operasi pasar pihaknya masih merencanakan kegiatan tersebut dengan Bulog. Sebab yang menjadi ujung tombak operasi pasar ini adalah perusahaan plat merah itu.
"Cuman alasan Bulog belum melakukan itu kayaknya persediaan beras di Bulog masih belum mencukupi untuk menggelar operasi pasar. Sehingga yang dilakukan sementara ini mendroping beras ke pasar rakyat. Kalau kami rencana menggelar operasi pasar, tetapi kuncinya ada di Bulog karena mereka yang punya beras," pungkasnya.