JATIMTIMES-Bupati Blitar Rini Syarifah akhirnya angkat bicara terkait aksi demo wartawan terhadap dirinya beberapa waktu lalu. Kepada awak media, secara singkat Mak Rini menyatakan dirinya selaku Bupati Blitar juga ingin dekat dengan insan pers.
Dalam kesempatan ini Mak Rini juga mengajak media untuk duduk bersama dan ngopi bareng. Ngopi bareng adalah salah satu cara untuk mendekatkan hubungan dan menjalin keakraban.
Baca Juga : Cak Imin Jadi Cawapres Anies, PKB Kota Blitar Siap All Out Wujudkan Kemenangan
“Teman-teman, selama ini saya juga ingin selalu komunikasi ya. Monggo silahkan kalau mau ngopi-ngopi, ayo kita bareng-bareng. Saya juga sudah mulai evaluasi, apa yang sudah kita kerjakan,” ucap Mak Rini.
Diberitakan sebelumnya, Sejumlah wartawan di Blitar Raya dari PWI dan IJTI, AJI dan aliansi Jurnalis Blitar Raya melakukan aksi unjuk rasa di Pendapa Agung Ronggo Hadi Negoro, Jumat (25/8/2023). Dalam aksi ini para wartawan meminta Bupati Blitar Rini Syarifah agar menghormati dan mendukung kebebasan pers.
Aksi ini merupakan imbas dari para wartawan yang merasa kesulitan melakukan wawancara dengan Bupati Rini Syarifah. Orang nomor satu di Kabupaten Blitar itu seperti menjaga jarak dengan wartawan. Kalaupun bersedia diwawancara, bupati hanya berkenan menjawab pertanyaan untuk kegiatan-kegiatan yang positif saja.
Sedangkan untuk isu-isu terkini dan kontemporer, Bupati Mak Rini hampir selalu enggan memberikan tanggapan. Bahkan sering di banyak kesempatan, Bupati Rini pergi dengan tidak menghiraukan wartawan yang sudah cukup lama menunggunya.
Baca Juga : Korban Selamat Ceritakan Detik-Detik Kapal Nelayan Prigi Dihantam Ombak Besar di Pantai Gayasan Blitar
Dalam aksi tersebut, selain meneriakkan yel-yel, para wartawan juga membentangkan banner dan poster bertuliskan kecaman dan sikap intimidasi terhadap para wartawan yang kesehariannya meliput di Blitar Raya.
Tulisan tersebut diantaranya, "Bupati Elit Wawancara Sulit, Menjawab Wawancara Itu Mudah Yang Berat itu RINDU, Kabupaten Blitar Darurat Kebebasan Pers, Bupati Jangan Takut Diwawancarai Wartawan".
