JATIMTIMES - Tragedi pilu seorang ibu diduga membunuh anaknya lalu bunuh diri diduga kuat karena persoalah hutang piutang. Diduga kuat peristiwa yang menimpa MU, 33 warga Karangploso, Kabupaten Malang itu karena terlilit hutang berjumlah jutaan rupiah. Hal itu dikuatkan dengan adanya banyaknya catatan hutang serta keterangan dari sejumlah pihak penagih hutang yang sebelumnya memberi hutang kepada MU.
Pihak kepolisian mengkonfirmasi, dari beberapa catatan yang ditemukan di rumah kontrakannya, tercatat MJ memiliki hutang sekitar Rp 8 juta. Hingga kini sejumlah pihak termasuk yang menghutangi MJ telah diperiksa polisi.
Baca Juga : Kasus Investasi Bodong ATG Wahyu Kenzo Segera Disidangkan, Terjerat Sejumlah Pasal Berlapis
Berdasarkan penelusuran media online ini, beberapa pihak koperasi yang disebut menghutangi MJ telah diperiksa di Polsek Karangploso sejak Jumat (21/7/2023). Tepatnya pemeriksaan tersebut dilakukan polisi sesaat setelah serangkaian penyelidikan termasuk olah tempat kejadian perkara (TKP) dan identifikasi dilakukan oleh polisi.
Siang itu, dalam kurun waktu sekitar satu jam sedikitnya sudah ada empat orang dari koperasi yang disebut menghutangi MJ yang diperiksa penyidik. Salah satu orang yang mengaku dari koperasi tersebut membenarkan jika dirinya mendatangi Polsek Karangploso untuk dimintai keterangan.
"Dia (MJ) punya hutang banyak," ucap salah satu penagih hutang dari koperasi yang saat itu terlihat mendatangi Polsek Karangploso dengan didampingi oleh seorang temannya.
Dia menyebut, kepada koperasi tempatnya bekerja, MJ memiliki hutang dengan nominal jutaan. "(MJ) hutang banyak, Rp 1,6 juta," ujarnya.
Diperiksanya sejumlah pihak termasuk pemberi hutang kepada MJ tersebut, juga dibenarkan oleh Kasatreskrim Polres Malang, AKP Wahyu Rizki Saputro. "Dari olah TKP, kami menemukan petunjuk-petunjuk seperti buku catatan hutang," ucapnya.
Berdasarkan petunjuk tersebut, tercatat MJ memiliki hutang hingga kisaran Rp 8 juta. "Kalau dari jumlah, kurang lebih Rp 8 jutaan," imbuhnya.
Dengan ditemukan petunjuk catatan hutang tersebut, diterangkan Wahyu, selaras dengan keterangan sejumlah saksi termasuk para tetangga rumah kontrakan MJ. "Ini match (cocok) dengan keterangan warga sekitar. Beberapa hari memang rumah (kontrakan MJ) tersebut didatangi penagih hutang. Memang dari keterangan masyarakat sekitar, korban ini memang mempunyai hutang," jelasnya.
Dari petunjuk yang ditemukan di TKP, polisi juga mendapati beberapa fotokopi kartu tanda penduduk (KTP). Yakni mulai dari fotokopi KTP MJ hingga sejumlah nama beberapa orang lainnya.
Namun demikian, Wahyu enggan untuk berspekulasi apakah MJ memiliki hutang ke sejumlah pihak atau satu pihak saja. Sebab hingga saat ini kasusnya masih dalam penyelidikan.
"Kami belum bisa memastikan, tapi yang jelas disitu kami temukan ada beberapa fotokopi KTP berbagai macam. Artinya tidak hanya fotokopi KTP pribadi, tapi ada juga fotokopi KTP milik orang lain," terangnya saat dikonfirmasi apakah MJ memiliki hutang kepada lebih dari satu pihak.
Hingga kini, Wahyu mengaku masih melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi. Selain warga di sekitar lokasi kejadian, pihak koperasi yang disebut menghutangi MJ juga akan diperiksa oleh polisi.
Baca Juga : Raih Prestasi di Hari Anak Nasional, Wali Kota Malang: Ini Komitmen Wujudkan KLA
"Untuk yang diperiksa, yang jelas masyarakat sekitar. Kemudian nanti kami akan mencoba memeriksa suami. Kedepan juga akan memeriksa terkait dengan hutang-hutang yang ada di catatan tersebut," ujarnya.
Dalam kesehariannya, MJ berjualan jajanan anak. Namun Wahyu belum menjelaskan secara pasti, apa yang mendasari MJ memiliki hutang hingga akhirnya nekat mengakhiri hidupnya setelah diduga membunuh anaknya.
"Dia jual seperti snack di rumahnya, snack anak kecil," tukasnya.
Sebelumnya, beberapa tetangga korban juga menyebut MJ pernah berhutang menggunakan nama tetangganya. Tujuannya untuk gali lubang tutup lubang alias membayar hutang pakai uang hasil berhutang.
Sebagaimana diberitakan, MJ diduga tega menghabisi nyawa anaknya sebelum kemudian bunuh diri. Sang anak perempuan yang masih balita berusia tiga tahun yang diduga di bunuh ibunya tersebut berinisial AP.
Kejadian tragis tersebut diketahui oleh para tetangga korban pada Jumat (21/7/2023) pagi sekitar pukul 07.30 WIB. Saat ini kejadian tersebut masih didalami oleh pihak kepolisian.
Perlu diketahui, pemberitaan dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi para pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, disarankan segera mengkonsultasikan persoalan anda kepada pihak-pihak yang dapat membantu. Seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Jika anda atau seseorang yang anda kenal sedang mengalami masa sulit dan memiliki kecenderungan untuk bunuh diri, silahkan hubungi dokter kesehatan jiwa di puskesmas atau rumah sakit terdekat.