-kJATIMTIMES - Puluhan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan beserta Aremania menggelar aksi Kamisan di depan Kantor Bupati Malang, Jalan Panji, Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (22/6/2023). Dalam aksi bertajuk Kamisan Malang tersebut, puluhan aksi menuntut keadilan yang menurut mereka tak kunjung didapatkan.
Dari pantauan media online ini di lokasi, para aksi massa Kamisan terdengar melantunkan salawat. Mereka juga terlihat membawa bendera hingga syal dan spanduk bertuliskan tuntutan keadilan. Selain itu, para aksi massa Kamisan juga membawa foto para korban Kanjuruhan yang telah wafat.
Baca Juga : Salurkan Bantunan Cegah Stunting, Bupati Blitar Beri Apresiasi Baznas
Sedikitnya ada tiga tuntutan yang diminta oleh para aksi massa Kamisan. Yakni mulai dari kecaman usut tuntas tragedi Kanjuruhan, penolakan pembongkaran Stadion Kanjuruhan, hingga menuntut kepolisian untuk tetap mengusut laporan model B yang telah dilayangkan oleh pihak keluarga korban.
Hal itu disampaikan oleh perwakilan keluarga korban Kanjuruhan, Sanuar saat ditemui awak media di sela agenda aksi Kamisan. "Harapan kami, dari pemerintah untuk istilahnya harus bertanggungjawab dengan kejadian di Stadion Kanjuruhan. Oleh karena itu, dari keluarga korban Kanjuruhan istilahnya minta untuk diusut tuntas dengan seadil-adilnya," tegasnya.
Mewakili keluarga korban Kanjuruhan, Sanuar berharap aspirasi yang telah disampaikan berulang kali perihal usut tuntas tersebut, tidak diselewengkan apalagi diabaikan. "Dan juga memberikan apa yang telah jadi tangungjawab pemerintah terhadap korban Kanjuruhan," imbuhnya.
Selain berharap keadilan untuk ditegakkan, Sanuar dan kawan-kawan juga berharap agar wacana pembongkaran Stadion Kanjuruhan dikaji ulang. "Untuk Stadion Kanjuruhan, selama ini ada berita atau informasi mau dibongkar. Monggo, silahkan dibongkar apabila sudah memenuhi persyaratan atau istilahnya yang diminta dari pada korban Kanjuruhan (soal usut tuntas telah terealisasi, red)," ujarnya.
Sanuar menambahkan, jika memang harus di bongkar, maka keluarga korban Kanjuruhan berharap agar pihak terkait membuatkan museum. Salah satu tujuannya untuk mengenang sekaligus menghormati para korban dalam tragedi Kanjuruhan, yang telah menewaskan sedikitnya 135 nyawa tersebut.
"Nantinya apabila sudah dibongkar, kami semua dari korban Kanjuruhan tolong dibuatkan museum untuk korban Kanjuruhan semua," pintanya.
Baca Juga : Pengendara Motor Custom Tewas Kecelakaan di Bululawang
Disingung soal laporan model B yang terkesan diabaikan oleh kepolisian, Sanuar dan keluarga korban Kanjuruhan yang lainnya sepakat agar pengusutan tetap dilanjutkan. "Pelaporan model B untuk sekarang ini dilanjutkan dengan melalui hukum-hukum yang berlaku. Yaitu yang sesuai dengan pasal pancasila (sila) kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tegasnya.
Terhadap sederet tuntutan yang telah disampaikan tersebut, keluarga korban Kanjuruhan mengaku siap untuk melakukan pengawalan. Sanuar mengaku, saat ini keluarga korban Kanjuruhan telah solid dan akan terus berjuang hingga keadilan yang mereka dambakan terealisasi.
"Keluarga korban Kanjuruhan sekarang bersatu, tadinya pecah. Sekarang bersatu untuk menuntut sebuah keadilan, makanya hari ini kami datang berbondong-bondong dengan semua (keluarga) korban Kanjuruhan mendatangi kantor Bupati (Malang). Intinya minta sebuah keadilan terhadap Pak Bupati," tukasnya.
