JATIMTIMES - Sejumlah barang peninggalan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari bisa ditemukan di Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari (Minha) di Jombang. Salah satunya, sebuah tongkat pemberian Syaikhona Kholil Bangkalan sebagai tanda restu pendirian NU.
Minha ini terletak di kawasan Religi Makam Gus Dur, Desa Cukir, Kecamatan Diwek. Lokasinya tidak jauh dari kompleks makam Presiden RI Keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Baca Juga : Menikmati Sate Kampret, Kuliner Malam Jombang yang Tak Pernah Sepi Pengunjung
Di dalam museum ini, terdapat 317 koleksi benda bersejarah mengenai masuknya Islam ke nusantara pada abad 11-19 masehi hingga perkembangan Islam di abad 20-21 masehi. Beberapa benda bersejarah peninggalan KH Hasyim Asy'ari atau Mbah Hasyim menjadi salah satu koleksi Minha.
Seperti kursi kayu tempat duduk Mbah Hasyim, centong nasi, kitab kuno dan tongkat kayu. Semuanya dalam bentuk replika, kecuali kitab kuno yang dipinjam dari Perpustakaan PP Tebuireng.
"Peninggalan Mbah Hasyim kita hanya punya kitab, tongkat itu replika, terus kursi dan tempat makan (centong nasi, red). Tahun ini kami berencana mencari koleksinya Mbah Hasyim dan Gus Dur, kita bikin ruang display sendiri," kata Koordinator Minha Wicaksono Dwi Nugroho saat ditemui wartawan, Kamis (06/04/2023).
Meski dalam bentuk replika, pengunjung masih bisa menyelami sejarah Mbah Hasyim. Sebab, pihak Minha juga memberikan keterangan sejarah dari masing-masing koleksi benda bersejarah dari Mbah Hasyim.
Salah satu barang peninggalan Mbah Hasyim yang fenomenal adalah tongkat kayu. Tongkat ini berukuran panjang 87 cm dengan diameter 1,4 cm di bagian bawah dan 2,5 cm di bagian atasnya. Konon cerita, tongkat ini pemberian dari guru Mbah Hasyim, Syaikhona Kholil Bangkalan. Seorang ulama terkenal dari tanah Madura.
Asisten Kurator Minha Ari Setiawan mengatakan, tongkat yang terbuat dari kayu jati itu diberikan Syaikhona Kholil ke Mbah Hasyim sebagai simbol restu pendirian NU. Tongkat tersebut diserahkan ke Mbah Hasyim melalui salah satu santri Syaikhona Kholil Bangkalan bernam KH As'ad Syamsul Arifin pada tahun 1924.
Baca Juga : Segini Rupanya Harta Kekayaan Bupati Meranti yang Kini Jadi Tersangka KPK
"Tongkat ini diberikan sekitar tahun 1924 sebelum NU berdiri. Kisah tongkat ini juga diceritakan oleh KH As'ad melalui ceramahnya tentang bagaimana kronologinya," terangnya.
Bagi kalian yang mau berkunjung ke Minha, museum islam ini bisa dikunjungi pada pukul 09.00-14.30 WIB. Area koleksi yang bisa dikunjungi berada di lantai satu. Area ini menyuguhkan sejarah berupa kitab-kitab kuno para ulama nusantara, mahkota dan kipas berbahan emas, perhiasan, mata uang islam, prasasti, pakaian, rempah-rempah yang dijual saudagar Islam kala itu hingga porselin dan tembikar dari Banten.
Di lantai 1 Minha ini dibagi berdasarkan area masuknya Islam di Nusantara. Mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, NTT, NTB, Maluku, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Juga terdapat ruangan khusus koleksi benda peninggalan KH Hasyim Asy'ari untuk menggambarkan kiprahnya sebagai tokoh pendiri NU.(*)