JATIMTIMES - Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Maghfiroh tengah dalam proses membangun masjid. Ponpes yang berada di Jl. Joyo Agung No.2, Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang Jawa Timur ini dilaksanakan oleh Yayasan Bahrul Maghfiroh Cinta Indonesia.
Pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh Muhammad Bisri mengatakan, pembangunan masjid ini memang dinilai dibutuhkan. Mengingat jumlah santri di Ponpes Bahrul Maghfiroh yang terus bertambah.
Baca Juga : Lima Tahun, Ning Ita Istiqomah Safari Ramadan dengan Salat Subuh Berkeliling Kota Mojokerto
Saat ini, setidaknya ada sebanyak 450 santri yang sedang menuntut ilmu di Ponpes Bahrul Maghfiroh. Selain santri, ada sekitar 100 orang karyawan dan pengurus yayasan yang aktif berkegiatan di Ponpes Bahrul Maghfiroh.
"Jadi totalnya 550 orang. Kita memang awalnya punya masjid namanya masjid Al Fatah tapi kecil tempatnya di atas, kapasitasnya paling untuk 50 sampai 80 orang," ujar Bisri.
Sementara selama ini, untuk melakukan aktivitasnya, ratusan santri dan pengurus kerap menggunakan aula yang ada. Di sisi lain, aula tersebut juga digunakan untuk jamaah ngaji dan aktivitas lain.
"Sehingga sangat-sangat dibutuhkan masjid yang besar yang bisa memenuhi jumlah santri dan pengurus yang akan salat di masjid yang bersangkutan," terang Bisri.
Masjid yang tengah dalam proses pembangunan ini diproyeksikan bisa menampung hingga 2.000 jamaah. Pada saat pembangunan dimulai tahun 2020 lalu, peletakan batu pertama dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Walikota Malang Sutiaji.
"Jadi kurang lebih sudah selama 3 tahun ini masjid ini dibangun. Masjid dibangun di atas tanah wakaf. Sehingga kalau selesai akan kami limpahkan ke Badan Wakaf Indonesia (BWI) di Jakarta, sehingga status masjid ini adalah masjid wakaf milik semua umat Islam," jelas mantan rektor Universitas Brawijaya ini.
Pada awal perencanaan, berdasarkan rencana anggaran biaya (RAB), pembangunan masjid ini membutuhkan anggaran hingga Rp 12 Miliar. Sampai saat ini, pembangunan yang sudah mencapai sekitar 70 persen ini sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp 6,5 Miliar.
Prof Bisri mengatakan, pada awal pembangunan masjid ini, anggaran yang digunakan bersumber dari iuran jamaah. Berangkat dari hal itu, dirinya berkeyakinan bahwa masjid itu pasti bakal rampung dibangun. Meskipun dirinya tidak menarget kapan akan rampung.
Baca Juga : Maknai Bulan Ramadan, Tenaga Pendidik di Blitar Selatan Ikuti Siraman Rohani
"Tetapi tidak kita pastikan waktunya kapan selesai. Belum ada target karena uangnya sambil berjalan. Saya juga tidak punya target," imbuhnya.
Namun demikian, kurang lebih dalam waktu dua bulan ke depan, dirinya hanya menargetkan bahwa setidaknya masjid itu sudah dapat difungsikan. Terlebih agar bisa dapat digunakan untuk menggelar Sholat Idul Adha.
"Cuma kalau target difungsikan kami punya target Idul Adha sudah bisa dipakai sholat Idul Adha, seadanya jadi fungsional saja. Harapan saya 2 bulan ini dalamnya selesai, karpetnya sudah ada tinggal pintu pintu kaca finishing, itu sama lampu sound system insya Allah nanti bulan Idhul Adha sudah kita bisa kita pakai," bebernya.
Dirinya mengatakan, bagi masyarakat yang ingin turut berkontribusi dan berdonasi untuk pembangunan masjid ini, bisa langsung menuju Yayasan Bahrul Maghfiroh Cinta Indonesia. Menurutnya, untuk dapat memenuhi target agar dapat digunakan pada Idul Adha mendatang, setidaknya dibutuhkan anggaran sekitar Rp 900 juta.
"Mumpung bulan Ramadhan juga bulan yang penuh berkah. Barokah donasi ini sangat dibutuhkan oleh masjid ini dalam rangka penyelesaian sampai Idul Adha," pungkasnya.
