JATIMTIMES - Pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini hanya mencapai 227 ribu ton. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Perum Bulog Budi Waseso dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI, Senin (27/3/2023).
Budi Waseso atau Buwas mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini juga harus melakukan operasi pasar dengan menyalurkan 210 ribu ton CBP setiap bulannya. Akan tetapi, untuk tiga bulan ini Bulog harus menyalurkan 300 ribu ton CBP
Baca Juga : Semarak Ramadan, Cat TOA di Graha Bangunan Diskon 15%
"Sisa beras kita hanya 227 ribu ton. Kalau kita kurangi 210 ribu berarti kita hanya tinggal 17 ribu sampai 8 ribu ton," ungkap Budi Waseso.
Menimbang situasi saat ini, maka pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras sebanyak 2 juta ton. Dari jumlah tersebut, 500 ribu ton beras harus didatangkan segera.
Keputusan impor beras merupakan hal yang tidak diduga sama sekali. Hal tersebut terjadi karena Bulog ternyata sulit untuk menyerap beras petani yang telah ditargetkan, yaitu sebanyak 70 persen dari potensi panen sebesar 2,4 juta ton. Sedangkan beras petani yang dapat Bulog serap pada kenyataannya sangat kecil, hanya 55 ribu ton.
Lebih lanjut, Buwas mengatakan bahwa kebutuhan beras saat ini mencapai 500 ribu ton dan stok yang ada akan terus berkurang. "Kalau kita jumlahkan kita kekurangan untuk menutupi dalam waktu singkat ini 500 ribu ton. Untuk menutupi bansos dan operasi pasar sampai tiga bulan," jelasnya di Gedung DPR Senayan Jakarta.
Baca Juga : Stok Beras Aman, Wali Kota Malang Imbau Masyarakat Tak Panik
Sebagai tambahan informasi, bantuan sosial berupa beras akan disalurkan kepada yang 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 10 Kg beras per keluarga. Itu artinya Bulog perlu 630 ton beras untuk tiga bulan. Kemudian operasi pasar yang dimaksud adalah program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras (SPHP).
Di sisi lain, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto telah mengusahakan para pengusaha penggilingan beras untuk menjual sebanyak 60 ribu ton beras kepada Bulog. Hal tersebut diupayakan demi memperkuat CBP.