JATIMTIMES- Ponpes dan Yayasan Pesantren Islam (YAPI), Bangil menggelar haul pendiri pondok Ustad Husein Al-Habsyi ke 30, Minggu (19/3).
Haul perdana usai pandemi Covid-19 ini dihadiri ratusan orang dari kalangan masyarakat sekitar maupun alumni pondok.
Baca Juga : Maulana Muzacky, Taruna Segudang Prestasi Alumni Politeknik Penerbangan Surabaya
Istimewanya pada kali ini sekaligus di-launching museum Ustad Husein Al-Habsyi. Di dalamnya banyak benda peninggalan dari almarhum seperti foto, rekaman ceramah maupun beberapa buku peninggalan yang sempat ditulis.
Tak banyak yang tahu tentang kiprah Ustad Husein semasa hidupnya. Dia merupakan pria asli kelahiran Surabaya pada 21 April 1921.
Kepala Sekolah SMP dan SMA YAPI, Dr. Abdul Mukmin M.PdI menyampaikan semasa muda Ustad Husein aktif di dunia aktivis. Salah satunya pernah aktif di dunia politik dan menjadi pengurus partai.
"Beliau salah satu tokoh pendiri partai Masyumi bersama M. Natsir," ujarnya.
Sebagaimana diketahui dahulunya Masyumi merupakan rumah besar bagi umat muslim di Indonesia. Karena merupakan fusi atau penggabungan dari beberapa organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis dan juga Persatuan Ummat Islam Indonesia.
Di Masyumi tersebut, Ustad Husein menjadi pejabat teras. Dengan menempati posisi ketua komisi Hak Asasi Manusia.
"Pernah menjadi anggota Konstituante di tahun 1955 sampai 1959," lanjut Mukmin.
Namun, Ustad Husein akhirnya memilih tak lagi aktif di dunia politik usai Partai Masyumi resmi dibubarkan oleh Presiden Soekarno di tahun 1960.
Baca Juga : Komnas HAM Sebut Ada Dugaan Penyiksaan Oknum Polisi kepada Terpidana Klitih Gedongkuning
Sejak saat itu aktivitas Ustad Husein lebih banyak dihabiskan di dunia pendidikan. Di antaranya menjadi pendakwah dan pengajar keliling hingga ke luar negeri seperti di Malaysia dan Singapura.
"Kemudian beliau mendirikan YAPI di tahun 1976," terang pria yang sempat menjadi murid dari Ustad Husein secara langsung ini dahulunya.
Abdul Mukmin menerangkan sebagai intelektual atau cendikiawan muslim, Ustad Husein telah menulis banyak buku. Di antaranya yang fenomenal adalah Nabi Bermuka Manis tidak Bermuka Masam, Sunnah-Syiah dalam Ukhuwah Islamiyyah, dan Terjemahan Injil Barnabas.
Sebagai pendakwah, Ustad Husein juga diketahui memiliki pergaulan yang cukup luas. Dia bersahabat baik dengan petinju legendaris asal Amerika, Muhammad Ali.
Kemudian juga Ustad Husein pernah berkorespondensi dengan tokoh Muslim dunia tersohor lainnya seperti Sayyid Muhammad Al-Maliki, Syeh Muhammad Ghazali, Yusuf Qardawi dan juga Ayatullah Khomaeni.