JATIMTIMES - Iwan Sumarno alias Herman alias Yudi masih menjadi incaran polisi dalam kasus dugaan penculikan anak berinisial MA (6) di Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
Saat ini polisi telah menetapkan Iwan Sumarno ke dalam daftar pencarian orang (DPO).
Baca Juga : Viral Seorang Mahasiswa ITS Ucapkan Terima Kasih Pada Pencuri Motornya
"Kami telah mengeluarkan surat daftar pencarian orang ataupun DPO yang sudah kita sebarkan, mengingat tim kami di lapangan berhasil mengidentifikasi terduga pelaku, penculikan, yang membawa korban inisial M dengan menggunakan bajaj," ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin kepada wartawan, Minggu (1/1/2022).
Komarudin telah menyebarluaskan foto Iwan Sumarno. Ia juga mengimbau agar masyarakat yang melihat pelaku segera melapor kepada polisi setempat.
"Ini orang yang kita munculkan di dalam surat DPO, di mana foto-foto yang dapat kami sebarkan untuk masyarakat," ujarnya.
"Apabila menemukan orang dengan ciri atau wajah seperti ini, agar segera menginformasikan kepada kepolisian setempat, atau kepada kami di nomor layanan kepolisian 0877009799 silahkan disampaikan kepada kami," sambungnya.
Komaruddin juga mengimbau agar masyarakat tidak main hakim sendiri saat bertemu dengan pelaku. Dia meminta agar masyarakat menyerahkan Iwan Sumarno pada polisi jika melihatnya.
"Kami minta masyarakat tidak main hakim sendiri, cukup laporkan di mana, dilengkapi dengan dokumentasi atau foto, sehingga kita bisa langsung menindaklanjuti," ujarnya.
Sebelumnya, bocah berinisial MA (6) jadi korban penculikan oleh seorang pria yang dikenal sebagai pemulung. Tiga pekan berlalu bocah itu tetap tidak ditemukan.
Baca Juga : Kuusut Sampai Tuntas
Iwan Sumarno membawa MA dari kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat (Jakpus), pada Rabu (7/12). Ia membawa pelaku menggunakan bajaj.
Kasus penculikan itu kini sudah ditangani polisi. Namun polisi kesusahan saat mencari identitas pelaku karena identitasnya berubah-ubah.
Hal itu disampaikan oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan hal tersebut didapat dari hasil interogasi awal beberapa orang, termasuk orang tua korban.
"Karena kan keterangannya dari nama saja berbeda-beda. Beberapa orang yang kita interogasi, namanya berbeda," kata Komarudin saat dihubungi, Kamis (22/12).
