JATIMTIMES - Pengusutan terkait kasus tragedi Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022 terus berjalan. Banyak dukungan yang mengalir agar kasus tersebut dapat berjalan hingga tuntas.
Baru-baru ini, pengasuh Ponpes Rakyat Al Amiin di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Kiai Abdullah Syam membuat sebuah postingan pada akun Facebook pribadinya bernama @Tubagus Sambiresik.
Baca Juga : Sambil Menangis, Guru Korban Dampak Tragedi Kanjuruhan: Dia dan Kakaknya Sangat Sopan
Postingan tersebut berisi terkait keinginan sang kiai untuk melakukan aksi longmarch dari Kecamatan Sumberpucung ke DPRD Kabupaten Malang. Dengan harapan agar kasus tragedi Stadion Kanjuruhan segera tuntas.
“Saya ingin demo menyuarakan keadilan usut tuntas tragedi kemanusiaan Kanjuruhan, longmarch dari Kecamatan Sumberpucung-DPRD Kab Malang. Alfatihah,” bunyi tulisan dalam postingan akun Facebook @Tubagus Sambiresik.
Karena postingan tersebut, kediaman Kiai Abdullah Syam langsung didatangi oleh anggota polisi dari Polsek Sumberpucung. Kepada JatimTIMES, Kiai Abdullah SAM mengatakan bahwa keinginannya untuk menyuarakan keadilan bagi korban tragedi Stadion Kanjuruhan.
“Itu awalnya saya buat status di Facebook, nah saya sebagai mantan orang yang ada di pergerakan, mantan PMII, itu merasa terpanggil dengan kasus Arema yang tak kunjung usai,” kata Kiai Abdullah kepada JatimTIMES, Sabtu (29/10/2022).
“Status itu bunyinya, saya ingin demo longmarch dari Kecamatan Sumberpucung ke DPRD (Kabupaten Malang). Setelah itu langsung ada pihak dari polsek yang ke rumah,” imbuh Kiai Abdullah.
Menurut Abdullah, satu anggota polisi yang datang ke rumahnya adalah teman yang biasa berkunjung. Namun kedatangannya bukan untuk melarang, justru untuk mengawal.
“Mereka (anggota polisi) sebenarnya teman akrab. Intinya kalau jadi kapan dan beliau siap mengawal,” ujar Abdullah.
Abdullah pun membeberkan bahwa percakapannya bersama anggota polisi tersebut masih diingat. Namun pada intinya, pihak Polsek Sumberpucung akan mengawal jika ada pergerakan terkait kasus tragedi Stadion Kanjuruhan.
“Tapi ada beberapa pertimbangan. Khawatirnya itu karena terlalu jauh, longmarch dari Sumberpucung juga khawatirnya terjadi kemacetan. Terus khawatir ada penumpang gelap yang nanti berbuat brutal. Nanti yang kena saya,” ungkap Abdullah.
Dari situ, beberapa pengurus yayasan Ponpes Rakyat Al Amiin berharap agar Kiai Abdullah tidak turun melakukan aksi demo. Mengingat, statusnya sebagai tokoh agama di wilayah sekitar.
“Beberapa pengurus yayasan berharap saya tidak turun. 'Kiai kok mudun'. Kalau saya bukan masalah kiai. Kiai dulu zaman penjajahan juga turun perang, ikut mengomandani. Tapi bukan berarti saat ini perang, tapi melihat ketidakadilan ini, ketimpangan lah, kiai tidak boleh diam,” beber Abdullah.
Baca Juga : Diduga Korsleting Listrik, Mobil Xenia Hangus Terbakar di Tol Jombang
Dalam hal ini, Abdullah mengaku bahwa polisi malah ingin mengawal. Sehingga, kedatangan anggota Polsek Sumberpucung tersebut untuk menanyakan kapan rencana aksi demo itu akan dilakukan.
“Mereka malah ingin mengawal, menanyakan kapan rencana aksi demo itu dilakukan. Tapi kita saat ini masih menggodok untung ruginya, karena pasti mestinya akan banyak simpatisan yang ikut,” kata Abdullah.
Menurut Abdullah, ratusan nyawa korban tragedi kemanusiaan Kanjuruhan mestinya tidak boleh dibiarkan. Bahkan, 6 diantaranya adalah warga Kecamatan Sumberpucung. “Yang meninggal saat ini tetangga saya, 6 orang. Nanti jangan-jangan kedepan santri saya, kedepan anak kandung saya. atau jangan-jangan anaknya pak polisi. Nah lucu kan kalau kejadian itu tidak bisa diatasi dengan baik. Karena saat ini kita berfikir adalah masa depan,” papar Abdullah.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Sumberpucung AKP Lukman Hudin membenarkan bahwa ada anggotanya yang datang ke kediaman Kiai Abdullah Syam. Namun untuk rencana demo tersebut masih dalam taraf wacana, sehingga pihaknya hanya melakukan komunikasi dengan pihak Ponpes Rakyat Al Amiin.
“Oo masih wacana (demo) itu mas, masih ditata untuk untung ruginya seperti itu,” kata Lukman Hudin saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan pihak kepolisian dan Ponpes Rakyat Al Amiin dalam komunikasi yang dilakukan. Seperti jika memang jadi longmarch akan menimbulkan kemacetan di jalan dan khawatir ada penumpang gelap dalam rencana aksi demo tersebut.
“Bila aksi ini akan dilaksanakan longmarch dari wilayah Sumberpucung sehingga akan terjadi kemacetan. Sebab wilayah Sumberpucung jalan poros cukup padat dan badan jalan yang sempit,” beber Lukman Hudin.
“Kemudian ditakutkan adanya penumpang gelap saat dilakukan doa bersama dan memanfaatkan momen tersebut,” imbuhnya mengakhiri.