JATIMTIMES - Kasus gagal ginjal akut pada anak kian meningkat. Jumat (21/10/2022) malam dikabarkan balita berusia 1 tahun 1 bulan asal Pasuruan meninggal dunia karena penyakit misterius tersebut.
"Dokter anak dan doker IGD Rumah Sakit bilang, katanya anak saya gagal ginjal akut yang saat ini tercemar di Jakarta itu dan harus dirujuk ke RS besar," ungkap ayah korban, Mohamad Sofyan Sauri, dikutip dari TikTok @wartabromo.
Baca Juga : Tanggapi Larangan Peredaran Sirup, dr Richard Lee Dihujat Netizen
Balita yang menjadi korban gagal ginjal akut itu bernama Mohamad Ali Subandar Hidayatullah. Ia meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan selama seminggu di rumah sakit.
"Kita kan pertama hari senin itu kan anak saya ga pipis, tak pikir cuma biasa, waktu senin pagi saya mandikan lalu saya bercanda sama istri, ini anaknya ga pipis, pampersnya masih kering, gausah ganti pampers," kata Sofyan.
"Lalu istri saya bilang 'ngawur ae samean itu udah dari kemarin', Habis dari itu, tapi kita tidak ada pikiran negatif, bukan apa-apa. Kemudian dari puskesmas, nanti kalau ada apa-apa bilang saya (bilang ke istri). Di puskesmas sudah ambil antrean, kemudian bilang kalau tidak pipis dua hari, dari senin-selasa, dari puskesmas memberikan rujukan ke RSUD Grati," cerita kronologi kejadian dari ayah korban balita yang terkena gagal ginjal akut itu.
Usai dari puskesmas, sore harinya, tiba-tiba kondisi balita ini ngedrop.
"Napasnya menggos-menggos, kami juga bingung. Lalu diambil lagi darahnya (tes darah), hasilnya dokter anak dan dokter IGD menjelaskan anak saya gagal ginjal akut," kata Sofyan sambil menahan tangis.
Sementara itu, paman korban, Asyari juga menjelaskan kronologis terjadinya balita meninggal karena gagal ginjal akut itu. Menurut Dia, balita ini sebelumnya sakit panas dan batuk kemudian diberikan obat sirup.
"Anak ini pertama sakit panas dan batuk, oleh ibunya, diberikan obat sirup sanmol paracetamol. Dalam berapa hari berikutnya ga bisa kencing. Namanya anak masih 1 tahun 1 bulan, kan ga bisa bicara. Ketahuannya satu-dua hari berikutnya, dan langsung dibawa ke rumah sakit," pungkas Asyari.
Baca Juga : Gagal Ginjal Akut Bikin Takut, Berikut Ini Kebutuhan Minum Anak yang Tepat Menurut Ahlinya
Diketahui, kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun terjadi peningkatan terutama dalam dua bulan terakhir. Per tanggal 18 Oktober 2022 sebanyak 189 kasus telah dilaporkan, paling banyak didominasi usia 1-5 tahun, dikutip dari laman resmi Kemenkes.
Seiring dengan peningkatan tersebut, Kemenkes meminta orang tua untuk tidak panik, tenang namun selalu waspada. Terutama apabila anak mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut seperti ada diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk serta jumlah air seni/air kecil semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.
Pastikan bila anak sakit cukupi kebutuhan cairan tubuhnya dengan minum air. Lebih lanjut, gejala lain yang juga perlu diwaspadai orang tua adalah perubahan warna pada urine (pekat atau kecoklatan). Bila warna urine berubah dan volume urine berkurang, bahkan tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Sampai saat ini kasus gagal ginjal akut pada anak belum diketahui secara pasti penyebabnya, untuk itu pemerintah bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan tim dokter RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) membentuk satu tim yang bertugas untuk mengamati dan menyelidiki kasus gangguan ginjal akut pada anak.
Paling anyar, Kemenkes juga mengeluarkan Surat Edaran (SE) Kemenkes Nomor SR.01.05/III/3461/2022. Dimana isinya juga menyebutkan larangan untuk mengonsumsi 102 obat ini. Termasuk meminta apotik untuk menghentikan penjualan. Pasalnya 102 obat sirup ini diduga memiliki kandungan berlebih Etilen Glikol, Dietilen Glikol dan Ethylene Glycol Butyl Ether (EGBE).