free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Aremania Rangkum 11 Kejanggalan Tragedi Stadion Kanjuruhan hingga Penanganannya

Penulis : Hendra Saputra - Editor : A Yahya

13 - Oct - 2022, 18:07

Placeholder
Posko tim gabungan Aremania di gedung KNPI Kota Malang (foto: Hendra Saputra/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Aremania terus menuntut keadilan atas tragedi Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu. Baru-baru ini, Tim Gabungan Aremania (TGA) merangkum adanya 11 kejanggalan dalam pengungkapan peristiwa yang menewaskan sekitar 132 jiwa itu.

Adanya beberapa temuan yang didapatkan berbagai pihak itu merupakan bagian dari Tim Pencari Fakta Sipil (TPFS). Hal itu bertujuan untuk mengusut tuntas dari tragedi tersebut. Selain TGA, juga ada KontraS, Lokataru dan lainnya yang ikut di dalamnya.

Berikut, 11 kejanggalan yang diungkap :

Baca Juga : Jangan Sampai Melakukan, Perkara-Perkara Ini Dapat Menghapus Amal Kebaikanmu

1. Adanya pengerahan aparat bersenjata pada pertengahan babak kedua tanpa alasan yang jelas. (KontraS)

2. Ditembakkan gas pertama ke tengah lapangan. (TGA)

3. Ditembakkan gas ke penonton secara acak ke semua tribun, di tribun timur, utara dan selatan.  (TGA)

4. Bunyi tembakan jumlah pertama dengan tembakan kedua dalam sekali tembak berbeda. (TGA)

5. Beredar foto selongsong gas air mata kadaluwarsa. (TGA)

6. Polisi punya kewenangan autopsi. Tapi tidak dilakukan. (Lokataru)

7. CCTV yang tidak dibuka ke publik oleh Kepolisian. (TGA)

8. Pintu sudah dibuka menit ke 80. Ada yang menutup kembali. (Abdul Haris Panpel)

9. Tidak semua rekam medis dari RS diserahkan ke keluarga korban. (TGA)

10. Kesamaan ciri korban selamat dari gas, mata menghitam kemerahan sampai hari h+9. (TGA)

11. Hasil visum keluarga meninggal dan luka yang diserahkan belum ada menyebutkan karena gas, hanya karena terinjak-injak. (TGA)

Perwakilan Tim Gabungan Aremania, Totok (Kacong) Satyo Noegroho memberikan tanggapan dari 11 kejanggalan tersebut. Salah satunya seperti autopsi yang menurutnya sangat penting dilakukan, karena sebagai bentuk pembuktian dari penyebab tewasnya korban dalam peristiwa tersebut.

Baca Juga : 12 orang Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Dirawat di RS

Seperti soal autopsi, menurutnya hal itu sangat penting dilakukan sebagai salah satu bentuk pembuktian dari penyebab meninggalnya korban tragedi Stadion Kanjuruhan. Karena hingga saat ini, belum ada satupun korban yang dilakukan autopsi meski para korban kehilangan nyawa dari tragedi yang memilukan.

“Autopsi sangat penting dilakukan untuk membuktikan, karena objeknya langsung,” kata Totok beberapa waktu lalu.

Dalam hal ini, pihaknya juga tidak ingin menyalahkan institusi aparat secara menyeluruh dalam tragedi tersebut. Menurutnya kelalaian dari tragedi ini adalah dari oknum aparat yang mengakibatkan tragedi terjadi.

Saat ini, Totok Kacong bersama suporter Aremania lainnya terus mendukung upaya pengungkapan kebenaran. Juga pemenuhan keadilan bagi korban dan keluarga korban dalam tragedi Kanjuruhan agar dapat terpenuhi.

“Masalah dalang, sebenarnya Aremania (mendorong) hanya usut tuntas tragedi Kanjuruhan, masalah dalang itu orang-orang diatas kita (yang mengusut), ngomong kebenaran yang tahu ya Komnas HAM (dan lainnya),” kata Totok Kacong.

Ia juga mendapatkan informasi adanya kejanggalan terkait hasil rekam medis. Menurutnya, tidak semua rekam medis dari pihak rumah sakit diserahkan ke keluarga korban.

Kepanikan dari pihak rumah sakit diduga menjadi salah satu hal yang membuat tidak semua pihak keluarga korban belum menerima rekam medis.

Dari sini, Totok berharap rekam medis penanganan korban tragedi Stadion Kanjuruhan tetap diberikan kepada seluruh pihak korban atau keluarga korban. Agar tidak adanya kejanggalan terhadap sakit yang dirasakan dan dapat memperjelas fakta yang ada.

“Mau bilang surat apa dan segala macam, dari orang medisnya enggak sampai segitu karena paniknya,” ujar Totok.

Sejauh ini, hasil visum korban yang meninggal dan luka menurut Totok juga belum ada yang menyebutkan karena terkena gas air mata. Dari informasi yang didapatkan, pihak rumah sakit hanya menyebut korban hanya terkena imbas terinjak-injak. Dan menurutnya, hal itu dinilai aneh.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Hendra Saputra

Editor

A Yahya