JATIMTIMES - Ahli gerilya dan perang melawan penjajah, Raden Mas Said atau yang dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa ternyata memiliki pasukan perang yang didominasi perempuan. Pasukan tersebut dinamai Pasukan Matahati.
Pangeran Sambernyawa sendiri lahir di dalam Keraton Kartasura pada 7 April 1725, kiprah Raden Mas Said yang memiliki julukan Pangeran Sambernyawa, sebagai seorang pejuang dimulai saat usianya menginjak 19 tahun. Yang bersamaan dengan keruntuhan benteng Kartasura di tangan pasukan China.
Baca Juga : Viral, Wanita Bermobil Mewah Pencuri Cokelat Bawa Pengacara dan Minta Karyawan Alfamart Minta Maaf
Peristiwa yang terjadi pada 30 Juni 1742 itu merupakan rentetan dari peristiwa Geger Pecinan di Batavia. Di mana pasukan VOC membantai masyarakat etnis Tionghoa, karena melakukan perlawanan.
Mas Garendi atau yang dikenal dengan sebutan Sunan Kuning lantas memimpin pasukan etnis Tionghoa menyerang Kartasura. Karena dipandang sebagai kepanjangan tangan VOC.
RM Said sendiri ikut bergabung bersama pasukan itu, karena dia juga tidak suka dengan VOC. Terlebih setelah Pangeran Arya Mangkunegara sang ayah, yang juga saudara Pakubuwono II ditangkap dan diasingkan VOC ke Srilanka.
Sebagai rangkaian perlawanan, RM Said, membangun pertahanan di Randulawang, sebelah utara Surakarta, Bahkan dalam perjuangan melawan VOC ini, RM Said diangkat sebagai panglima perang oleh Mas Garendi. Dia diberi gelar Pangeran Perang Wedana Pamot Besur.
Lepas dari peristiwa runtuhnya benteng Kartasura, RM Said memutuskan untuk menjalankan perang gerilya. Bersama para pendukung setianya, dia berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Baca Juga : Bupati Banyuwangi Kukuhkan Anggota Paskibraka Tahun 2022
Sampai akhirnya dia singgah di wilayah Wonogiri. Di sini dia disambut baik oleh tokoh masyarakat setempat yang bernama Kyai Hasan Nuriman. Bahkan dia akhirnya dinikahkan dengan sang putri yang bernama Rubiyah dan kemudian dikenal dengan nama Raden Ayu Kusuma Matahati.
Pernikahan dengan Matahati seolah memberi energi baru bagi RM Said. Karena sang istri sangat mendukung perjuangannya. Bahkan dia juga menginspirasi dibentuknya tentara perempuan. Yang kemampuannya tak kalah dengan tentara pria.
Bersenjatakan panah dan cundrik (keris kecil), konon pasukan perempuan binaan Matahati ini menjadi salah satu pasukan yang ditakuti VOC. Sebab selain memilki teknik beladiri dan berperang yang baik, mereka juga mahir dalam penyamaran. Sehingga bisa dengan mudah mencari titik lemah pasukan VOC.