JATIMTIMES - Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, menjadi salah satu lokasi Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas PGRI Kanjuruan Malang (Unikama). Disana, KKN-T Unikama 2022 berupaya mengangkat potensi yang ada di desa.
Untuk itu, tim riset Unikama berupaya melakukan optimalisasi dengan melakukan riset eduscience villages project (EVP), learning model : Membawa Desa Mandiri Menjadi Guru Dalam Konteks Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang merupakan rangkaian dari kegiatan dan KKN-T.
Baca Juga : The Wedding Expo Millenial Jatim Times 2022 Bakal Ada Lomba Make Up, Yuk Buktikan Kemampuan Kalian
Hasil riset yang dibiayai dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini, Desa Watugede memiliki potensi peternakan yang luar biasa. Banyak masyarakat Desa Watugede memiliki hewan ternak, tetapi selama ini optimalisasi dari segi pemenuhan pakan, pemeliharaan ternak maupun pengolahan limbah ternak masih belum maksimal.
"Melihat potensi awal, kurang lebih selama dua Minggu, kami ternyata kok banyak kotoran yang belum terkelola dengan baik. Harapannya kedepan kami arahkan kotorannya ke bio gas, padatnya pada pupuk kompos," ujarnya.
Arah komersialisasi, menurut Maris, tentunya juga kan berimbas pada kesejahteraan, yang itu juga semakin mengaktifkan badan usaha milik desa (BUMDes). "Nantinya juga ke arah komersialisasi," terangnya,(14/8/2022).
Selain itu, dilakukan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan pupuk organik dan pakan fermentasi. Adanya pakan fermentasi yang saat ini terus dilakukan inovasi ini, diharapkan akan membantu pemenuhan pakan ternak, manakala mengalami kesulitan dalam mencari pakan ternak seperti rumput yang sulit dicari pada saat musim kemarau.
"Jadi nantinya, pakan fermentasi membantu memenuhi pakan ketika kesulitan mencari rumput di musim kemarin dan yang pupuk organik ke arah pupuk komersial," jelasnya.
Selian itu, KKN-T Unikama 2022, juga memberikan hibah mesin pancacah rumput kepada kelompok peternak di Desa Watugede. Pemberian alat ini tentunya akan mempermudah dalam menjalankan rumput dalam skala besar. Selama ini, jika mencacah rumput dengan peralatan yang manual tentunya cukup memakan waktu.
"(Adanya alat ini) berdasarkan kebutuhan dan rundingan pihak desa maupun peternak, kebutuhannya apa, ternyata kesulitan memotong rumput, akhirnya kami bantu," jelas Maris.
Kegiatan sosialisasi tersebut mengundang 40 peternak di Desa Watugede. Para peternak tersebut sangat antusias mendapatkan pengetahuan -pengetahuan baru terkait peternakan.b"Kegiatan ini tentunya akan terus berkesinambungan. Ini sebagai bentuk sumbangsih dalam pengembangan desa," katanya.
Baca Juga : Yuk Daftar Lomba Fashion Show di The Wedding Expo Millenial Jatim Times 2022
Sementara itu, Kepala Desa Watugede Achmad Junaedi menyampaikan, pengetahuan masyarakat memang masih banyak yang memiliki pengetahuan atau pengelolaan ternak dengan cara yang lama atau tradisional. Sehingga hal ini tentunya menyebabkan kurang optimalnya dalam pengelolaan ternak, termasuk juga dariimbah kotoran ternak .
Pihaknya menilai, hadirnya para akademisi, khususnya dari Unikama, tentu akan membawa sebuah perubahan dan mendorong peternakan untuk lebih memiliki pengetahuan tentang pengelolaan ternak yang baik.
"Harapannya ada rutinitas, ada kesinambungan dan memberikan dampak yang positif, serta berujung kesejahteraan bagi masyarakat. Sehingga tidak hanya capaian dari segi akademik saja, tapi kesejahteraan masyarakat juga," pungkasnya.