JATIMTIMES - Akibat mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK), produktfitas susu sapi di Kabupaten Malang menurun. Bagaimana tidak, dari total kurang lebih sebanyak 2.538 ekor sapi yang terpapar PMK, 70 persennya berasal dari Kecamatan Pujon, Ngantang dan Kasembon. Mayoritas, sapi di tiga kecamatan ini merupakan sapi perah yang menghasilkan susu segar.
Kondisi tersebut secara tidak langsung juga berdampak pada pendapatan masyarakat di tiga kecamatan tersebut. Terutama yang menggantungkan hidupnya pada produksi susu sapi hasil perahan sendiri.
Baca Juga : Sang Istri Terlalu Tomboy, Pasangan Ini Dikira Gay, Kemana-mana Selalu Bawa Buku Nikah Buat Bukti
Pasalnya, akibat wabah PMK yang menyerang ternak, kemampuan sapi untuk mengeluarkan susu menjadi turun. Terlihat dari hasil susu yang dikeluarkan seekor sapi dalam 1 kali masa perahan.
"1 ekor sapi, biasanya satu perahan bisa menghasilkan sampai 10 liter (susu). Namun sejak ada wabah (PMK) ini, hasil perahannya hanya tinggal 4 liter," ujar salah satu peternak sapi perah asal Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Suwarno (51).
Suwarno mengatakan, biasanya dalam satu kali perahan, ia bisa mendapatkan susu hingga 35 liter dari 3 ekor sapinya. Namun sesaat setelah sapinya terserang wabah PMK, hasil perahan susu sapi miliknya hanya tinggal 15 liter.
"Turunnya cukup banyak, mau gimana memang tidak bisa," imbuh Suwarno.
Dalam beberapa hari terakhir, ia mengatakan bahwa sapinya juga masih belum begitu optimal untuk menghasilkan susu. Sebab, dari tiga ekor sapi miliknya, dua ekor diantaranya sedang sakit yang diduga PMK, dan seekor lagi tidak memungkinkan untuk diperah karena sedang hamil.
"Sekarang masih enggak setor ke koperasi (KOP SAE). Karena yang satu ini hamil hampir melahirkan, dan yang dua lagi sakit. Sakitnya yang satu itu kukunya sebelah kanan memutih kayak nanah. Satunya lagi itu mulutnya berbusa terus," terang Suwarno.
Baca Juga : 2.358 Ekor Sapi di Kabupaten Malang Terindikasi PMK, DPKH: Ada Kemungkinan Lebih dari Itu
Sementara itu, dirinya berharap agar segera ada tindak lanjut, baik dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang atau dari pihak terkait lain seperti KOP SAE. Setidaknya ada obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan gejala yang muncul.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPRD) Kabupaten Malang, Shodiqul Amin mengatakan, beberapa waktu terakhir produktifitas susu sapi di Pujon sudah tercatat mengalami penurunan. Dimana pada kondisi normal sebelum ada wabah PMK, produktifitas susu sapi di Pujon mencapai 114 ton per hari, setelah wabah tersebut menyerang kini hanya tinggal 85 ton per hari.
"Kalau rata-rata satu ekor laktasi yang produktif itu produksinya sekitar 10-11 liter, maka kisaran 3.000 lebih yang terinfeksi penyakit ini. Kalau begini, tinggal menunggu waktu maka perekonomian ini bisa, dan mudah-mudahan tidak hancur," terang politisi Partai NasDem ini.
Sementara itu sebagai informasi, jumlah populasi sapi di Kabupaten Malang kurang lebih ada sebanyak 320 ribu ekor. Rinciannya, 86 ribu ekor sapi perah dan sebanyak 234 ribu ekor sapi potong.